Family Support Group mempunyai pengaruh dalam proses
pemulihan korban penyalahgunaan NAPZA yaitu dengan adanya Family
Support Group klien mampunyai motivasi yang kuat untuk mengikuti
rehabilitasi sampai sembuh dan dapat diterima oleh masyarakat.
Family Support Group mengajarkan keluarga untuk dapat memahami,
mengerti, mengakui dan menerima anak apa adanya, sehingga orang
tua/keluarga tahu bagaimana mereka bersikap terhadap anaknya. Dengan
Family Support Group orang tua dapat menjaga recovery live yaitu orang tua
mengawal kehidupan anak untuk kembali menjalani hidup sehat tanpa
mengkonsumsi NAPZA dan orang tua dapat menjaga recovery addiction yaitu
orang tua dapat menjaga anak supaya tidak kambuh lagi.
Tujan dari terapi keluarga?
1. Menyediakan informasi tentang adiksi dan dampak terhadap sistem keluarga.
2. Menciptakan lingkungan yang aman dan dapat diterima oleh keluarga untuk membahas masalah yang dihadapi.
3. Membantu klien dan kelurganya agar dapat lebih terbuka dalam ekspresi bermacam perasaan, seperti malu, takut, dan sedih.
4. Membimbing klien dan keluarganya untuk keluar dari perilaku disfungsional.
5. Memfasilitasi klien dan keluarganya untuk menyelesaikan masalah dan memiliki tujuan yang realistis.
6. Membantu klien dan keluarganya dalam komunikasi sehingga mereka dapat berinteraksi dengan cara lebih konstruktif dan saling membantu.
Sasaran terapi keluarga:
- Menggunakan kekuatan keluarga dan seluruh sumber daya untuk membantu atau mengembangkan berbagai cara agar dapat hidup bebas dari penyalahgunaan narkoba.
- Memperbaiki dampak ketergantungan narkoba pada klien dan keluarga. Dalam terapi keluarga fokus terapi adalah keluarga dan para individu di antara ruang lingkup sistem keluarga tersebut.
Tahapan pemulihan keluarga dan faktor yang menunjang pemulihan:
1. Mencapai abstinen atau keadaan bebas narkoba: Sistem dalam keluarga tidak dalam keseimbangan namun masih memungkinkan ada perubahan positif.
2. Penyesuaian dengan pencapaian abstinen atau keadaan bebas narkoba: Keluarga berfungsi dengan mengembangkan dan stabilitas dari sistem yang baru terbentuk.
3. Pemeliharaan abstinen atau keadaan bebas narkoba jangka panjang: Keluarga harus seimbang dan stabil dengan gaya hidup yang baru dan lebih sehat.
Kendala-kendala dalam melaksanakan kegiatan Family Support Group yaitu
dari klien sendiri, yaitu ketika bapak ibu klien bercerai dan masing-masing
menikah hal ini sulit untuk dipilih siapa yang berhak datang dalam FSG,
kemudian kendala lain adalah letak geografis, keluarga yang sudah antipati
dan budaya malu, keluarga yang malu jika ketemu dengan keluarga yang lain.
Konsultasi dan konseling dilakukan saat pertemuan FSG. Pihak keluarga dapat
bekonsultasi dengan psikiater, konselor atau staff ahli yang menangani anak
mereka untuk mengetahui perkembangan yang telah dicapai, dan memberikan
penyuluhan manakala anak merekahendak kembali pulang ke keluarga
masing-masing. Setelah rehabilitasi hendaknya klien tetap kontrol pada dokter
secara berkala untuk mencegah kekambuhan. Bahwa kekambuhan dapat
terjadi apabila mereka bergaul kembali dengan teman-temannya sesama
pemakai NAPZA/kontak dengan bandarnya. Hal ini perlu di hindari agar
mereka tidak terpengaruh lagi untuk kembali mengkonsumsi Napza.
Mereka tidak mampu menahan rasa rindu (“sugesti”) untuk memakai lagi
Napza. Untuk mengatasinya disini orang tua harus mampu mengatasi masalah
ini dengan selalu mengingatkan selalu beribadah, brdo’a dan brdzikir sehingga
akan mampu menahan sugesti itu. Selanjutnya kekambuhan itu dapat terjadi
apabila mereka mengalami stres atau frustasi, agar tidak “melarikan diri” ke
NAPZA/bandarnya , orang tua /keluarga dapat menciptakan suasana yang
tenang, damai dan tentram sehingga mereka tidak stress atau frustasi.
Suasana rumah tangga yang religius dapat menciptakan “rumahku
surgaku”. Semua aturan dan tata tertib dalam keluarga berdasarkan nilai-nilai
moral dan etika agama dengan inti saling sayang menyayangi. Dengan
terbinanya keluarga yang seperti itu akan mengurangi anak relapse (kambuh)
atau resiko anak terlibat penyalahgunaan Napza dapat diperkecil.
Dalam beberapa dekade terakhir, sudah banyak hasil penelitian dalam bidang adiksi dan juga pengembangan upaya intervensi bagi pecandu narkoba. Namun, masih sedikit perhatian yang diberikan kepada adiksi ke dalam sistem keluarga. Tidak dapat dipungkiri bahwa pecandu narkoba nantinya akan kembali kepada keluarga. Oleh karena itu budaya di dalam keluarga harus dapat menjamin klien untuk memepertahankan pemulihannya.
Agar dapat tercapai, maka anggota keluarga pun harus berubah. terlepas dari pulih atau tidaknya seorang klien, melalui terapi keluarga sistem keluarga yang tidak efektif dapat dirubah dan dengan berubahnya sistem dalam keluarga diharapkan lingkungan keluarga berubah menjadi sebuah lingkungan yang sehat bagi semua. Khususnya bagi klien dalam proses pemulihan dari penyalahgunaan narkoba.
No comments:
Post a Comment