Search This Blog

Search This Blog

Friday, April 14, 2017

Mengenal Therapeutic Community

Sobat pasti bertanya-tanya apa itu Therapeutic Community (TC) itu? Namun sebelum masuk dalam pembahasan TC, alangkah baiknya kalau kamu mengenal terlebih dahulu beberapa istilah yang berkaitan dengan konsep tingkat penyalahgunaan narkoba. Sobat, ternyata pecandu itu ada tingkatannya, artinya sebelum seseorang itu betul-betul menjadi pecandu yang parah, maka sebelum itu, ada tahapan-tahapan tertentu.Berikut ini adalah tahapannya:
1.    Abstinence,yaitu periode,dimana seseorang tidak menggunakan narkoba sama sekali untuk tujuan rekreasional
2.    Social Use, periode di mana seseorang sudah mulai mencoba narkoba untuk tujuan rekreasional namun tidak berdampak pada kehidupan sosial, financial, dan juga medis si pengguna. Artinya si pengguna ini masih bisa mengendalikan kadar penggunaan narkoba tersebut.
3.    Early Problem use, artinya periode di mana individu sudah menyalahgunakan zat adiktif dan perilaku penyalahgunaan sudah menimbulkan efek dalam kehidupan social si penyalahguna seperti malas sekolah, bergaul hanya dengan orang-orang tertentu, dll.
4.    Early Addiction, adalahkondisi si pecandu  yang sudah menunjukkan perilaku ketergantungan baik fisik maupun psikologis, dan perilaku ini mengganggu kehidupan social yang bersangkutan. Si pecandu ini sangat sulit untuk menyesuaikan dengan pola kehidupan normal,   dan cenderung untuk melakukan hal-hal yang melanggar nilai dan norma yang berlaku.
5.    Severe Addiction, adalah periode seseorang yang hanya hidup untuk mempertahankan kecanduannya, dan sudah mengabaikan kehidupan social dan diri sendiri.  Pada titik ini, si pecandu sudah berani melakukan tindakan criminal demi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi narkoba.
Sobat yang budiman, masalah kecanduan narkoba, sangatlah kompleks. Seperti penjelasan di atas, jika tingkat kecanduan sudah mencapai severe addiction, maka bisa dibayangkan, bahwa kehidupan seseorang sudah sangat jauh dari normal, dan seolah sudah tak berarti, karena si pecandu hanya memikirkan ketergantungannya, tanpa berpikir panjang tentang hidupnya.
Menanggapi masalah kecanduan yang begitu parah, pemerintah dalam hal ini BNN dan juga instansi lainnya tidak tinggal diam. BNN telah menyediakan fasilitas rehabiltasi untuk memulihkan para pecandu narkoba. Nah, di negara kita, ada berbagai macam metode rehabilitasi yang diterapkan di berbagai panti rehab, ada yang bentuknya TC, religi, akupuntur dan lain sebagainya.
Kini yang akan kita bahas adalah rehab model TC. Mungkindi antara Sobat Gen Benar, ada yang pernah mendengar Therapeutic Community atau TC. TC pada awalnya diterapkan untuk pasien psikiatri dan dikembangkan sejak perang dunia kedua.
Awal mula munculnya TC ini adalah dari munculnya kelompok kecil yang saling membantu dan mendukung proses pemulihan yang pada awalnya sangat dipernagruhi oleh gerakan alcoholic anonymous. Metode TC diadopsi dari konsep Timur, namum dikembangkan di New York, AS.Konsep ini kemudian diterapkan pada awalnya di Philipina, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Berdasarkan jurnal penyalahgunaan narkoba (UNDPC, 1990), metode ini memiliki tingkat keberhasilan sebesar 80%, dengan indikatornya, sipenyalahguna berhasil bertahan pada kondisi bebas zat (abstinensia) dalam waktu yang lebih lama, dengan catatan residen tersebut mengikuti seluruh tahapan hingga selesai.Oleh karena itulah metode ini dipertimbangkan oleh Depertemen Sosial, guna mengembangkan pelayanan dan rehabilitasi social.
Dalam model rehabilitasi TC, residenakanmenjalanibeberapatahapan, antara lain:
1.    Primary Stage, yaitu tahapan program rehabilitasi social, di mana residen ditempa untuk memiliki stabilitas fisik, dan emosi. Residen juga dipacu motivasinya untuk melanjutkan tahap terapi selanjutnya.
2.    Re-Entry Stage, adalah tahapan program rehabilitasi, di mana residen mulai memantapkan kondisi psikologis dalam dirinya, mendayagunakan nalarnya dan mampu mengembangkan keterampilan social dalam kehidupan bermasyarakat.
3.    Aftercare,adalahsuatu program yang terdiri dari berbagai macam intervensi, pelayanan dan asistensi yang disediakan untuk recovery, yang merupakan kelanjutan dari program primer atau primary treatment, yaitu Primary Stage, re-entry program.

1.    Primary Stage
Periode tahap ini berlangsung selama kurang lebih 6 hingga 9 bulan. Para residen akan menjalani tahapan sebagai berikut;
a.    Younger Member
Pada tahap ini, residen mengikuti program dengan proaktif. Residen wajib mengikuti aturan-aturan yang ada, dan jika melanggar maka akan mendapatkan sangsi. Pada tahapan ini, residen boleh dikunjungi oleh orang tua atau keluarga selama satu kali dalam 2 minggu. Pertemuan residen dan keluarga ini juga didampingi oleh relawan sosial, dan senior di program TC. Selain itu, residen boleh menerima telepon namun didampingi oleh residen senior atau relawan.

b.    Middle Peer
Pada tahap ini, residen sudah harus bertanggung jawab pada sebagian pelaksanaan operasional panti atau lembaga, membimbing younger member,dan residen yang masih dalam proses orientasi, menerima telepon tanpa pendamping, meninggalkan panti didampingi orang tua dan senior, secara bertahap dari mulai 4 jam hingga 12 jam.
Pada tahap ini, residen bisa berperan sebagai buddy (pendamping ) bagi residen yang baru masuk.

c.    Older Member
Pada tahap ini, tanggung jawab residen semakin besar, karena ia harus memikirkan staf dan memikirkan seluruh operasional panti, dan memiliki tanggung jawab pada residen yunior. Jika residen ini melakukan kesalahan, maka sanksi yang dikenakan padanya tanpa toleransi. Namun di sisi lainnya, residen pada tahap ini boleh meninggalkan panti selama 24 jam, dengan pendampingan keluarga dan senior.
Setelah melewati tahapan awal dan evaluasi, maka jika dinyatakan lulus residen berhak masuk ke tahap lanjutan.

Lalu, seperti apa ya Kegiatan yang dilakukan dalam tahap Primary Stage ini

·         Morning Meeting
Kegiatan ini dilakukan setiap pagi oleh para residen. Bentuk kegiatan ini adalah forum untuk membangun nilai dan sistem kehidupan yang baru berdasarkan filosofi TC. Dalam kegiatan ini, residen membacakan filisofi yang tertulis, memberikan pernyataan pribadi, mengemumakan konsep hari ini, mendapatkan nasehat atau peringatan, mendapatkan pengumuman yang berkaitan dengan kepentingan bersama, dan juga menjalani permainan. Tujuan dari kegiatan ini semua antara lain untuk mengawali agar hari tersebut jauh lebih baik, meningkatkan kepercayaan diri, melatih kejujuran, mengindentifikasi perasaan, dan menanggapi isu dalam rumah residen yang harus diselesaikan.

·         Encounter Group
Dalam sesi ini, residen diberikan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan marah, sedih, kecewa, dan lain-lain. Setiap residen berhak menuliskan di atas secarik kertas, yang berisi ungkapan kekesalan, kekecewaan, atau kemarahan yang ditujukan pada orang tertentu.  Kegiatan ini biasanya dilaksanakan 1 kali dalam seminggu, dengan durasi 2 jam. Acara ini biasanya ditutup dengan hal-hal yang sifatnya rileks. Tujuan kegiatan ini untuk membangun komunitas yang sehat, menjadikan komunitas personal yang bertanggung jawab, berani mengungkapkan perasaan, membangun kedisiplinan, dan meningkatkan tanggung jawab.

·         Static Group
Ini adalah bentuk kelompok yang bertujuan untuk mengubah perilaku dalam TC. Kelompok ini membicarakan tentang berbagai isu dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan yang sudah lalu, yang tujuannya adalah untuk membangun kepercayaan antar sesama residen, membangkirkan percaya diri, dan mencari solusi dari permasalahan yang ada.

·         PAGE (Peer Accountabillity Group Evaluation)
Dalam segmen ini, residen mendapatkan kesempatan untuk dapat  memberikan satu penilaian positif dan negatif dalam kehidupan sehari-hari terhadap sesama residen. Dalam kelompok ini tiap residen dilatih meningkatkan kepekaan terhadap perilaku komunitas. Residen dikelompokan sesuai statusnya, yang mana setiap anggotanya terdiri dari 10 hingga 15 orang. Dalam sesi ini, setiap anggota akan membahas  baik buruk perilaku seorang residen dalam kelompok.

·         Haircut
Residen yang melakukan kesalahan secara berulang-ulang dan telah diberikan sanksi akan diberikan sanksi. Para petugas akan menunjukkan rasa kecewa akan kesalahan yang diperbuat oleh residen. Petugas mengekspresikan kekesalan ini dengan menaikkan volume suara, dan menatap dengan tajam.


·         Weekend Wrap Up
Para residen diberikan kesempatan untuk membahas apa saja yang dialami selama satu minggu. Kelompok ini terfokus pada residen yang mendapatkan kelonggaran untuk keluar bersama keluarga ataupun teman angkatannya.



·         Learning Experiences
Ini adalah bentuk sanksi yang diberikan setelah menjalani haircut, family haircut, dan general meeting. Tujuan dari fase ini adalah agar residen bisa belajar dari pengalaman sehingga mereka bisa mengubah perilaku.

2.    Re-Entry Stage
Tahap ini merupakan lanjutan dari tahap primer, yang tujuannya untuk mengembalikan residen ke dalam kehidupan masyarakat pada umumnya. Tahap ini dilaksanakan selama 3 hingga 6 bulan. Tahapan ini mencakup ;
·         Orientasi
Ini adalah tahap penyesuaian residen dengan lingkungan re-entry. Pada masa orientasi ini, residen didampingin oleh buddy (pendamping) yang ditunjuk oleh staf. Selama masa ini, residen tidak boleh meninggalkanpanti, dan tidak berhak mendapatkan uang jajan, bertemu orang tua, dan bisa mendapatkan sanksi berupa tugas-tugas pekerjaan rumah.
·         Fase A
Dalam fase ini, residen sudah mendapatkan hak-haknya seperti uang jajan setiap minggu, kunjungan orang tua setiap waktu, ijin pulang satu kali dalam dua minggu selama satu malam, dan boleh beraktivitas di luar panti bersama residen lainnya. Tahap ini dijalani selama kurang lebih 1,5 hingga 2 bulan. Tujuannya agar si residen terlatih untuk menghadapi masalah dalam keluarga dan memecahkannya, dan melatih kemampuan residen dalam memenej waktu dan uang.
·         Fase B
Pada fase ini, residen boleh melakukan aktivitas di luar seperti les, kuliah atau bekerja. Selain itu, residen juga berhak mendapatkan tambahan uang saku yang sesuai dengan kebutuhannya, dan memperoleh ijin untuk menginap 2 malam, dalam dua minggu, yaitu pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Tujuan fase ini adalah agar residen bisa mengimplementasikan rencana yang dibuat pada fase A, sehingga bisa mencapai karir dan tujuan kehidupan.
·         Fase C
Pada fase ini, residen boleh pulang, dengan lebih leluasa artinya ia bisa memilih hari, bukan hanya di akhir pekan seperti pada fase sebelumnya. Selain itu residen bahkan diperbolehkan pulang hingga satu pekan (tergantung dari penilaian staf).  Jika residen sudah melewati fase A hingga C, maka yang bersangkutan akan mendapatkan konseling perorangan untuk menentukan apakah residen bisa resosialisasi ke masyarakat atau tidak.
Kegiatan dalam tahap Re- Entry ;
a.    Group Re-Entry, adalah wadah untuk menempa residen menjadi pribadi yang memiliki sikap dan perilaku yang lebih baik.
b.    Treatment, terdiri dari tiga unsur antara lain;
Ø  Allowances/uang saku
Residen akan mendapatkan kepercayaan untuk memegang uang dalam jumlah tertentu untuk kepentingan sehari-hari. Di luar kepentingan, residen bisa meminta uang tambahan pada konselor.
Ø  Task
Dalam re-entry, residen yang melakukan kesalahan bisa mendapatkan sanksi, namun tidak seperti sanksi yang dikenakan pada tahap awal. Sanksi yang diterima tidak terlalu berat.
Ø  Home Leave/Business Pass
Residen bisa meninggalkan TC, dengan tujuan agar bisa lebih dekat dengan keluarga.
Ø  Spiritual
Dalam re-entry, ada kelas keagamaan setiap harinya. Bagi yang beragama islam juga ditekankan untuk selalu menjalani sholat lima waktu.
Ø  Counseling
Pada tahap ini, residen akan menemukan banyak konseling, karena para residen akan menghadapi banyak masalah baru. Karena itulah peran konselor cukup vital, karena konselor akan memberikan sudut pandangnya pada residen mengenai masalah yang dihadapi oleh si residen.
Ø  Les, Kuliah atau Bekerja
Para residen boleh melakukan tiga hal di atas, sehingga mereka bisa kembali ke dunia nyata dan bisa bersosialiasasi dengan lingkungan. Dengan kegiatan di atas, residen bisa meningkatkan kompetensi dirinya di luar sehingga bisa menjadi bekal dalam kehidupan di masa yang akan datang.
Ø  Time Management
Di dalam re-entry waktu senggang banyak sekali ditemukan. Karena itulah, residen harus bisa mengelola waktu yang ada dengan maksimal setiap harinya. Residen harus bisa menunjukan inisiatifnya diri sendiri untuk memanfaatkan waktu luang yang ada.
Ø  Request
Residen berhak meminta barang-barang yang mereka inginkan atau perlukan. Namun staf tidak bisa begitu saja mengabulkan permintaan mereka, karena tetap harus disaring.
Ø  Night entertainment
Untuk menguatkan mental residen, staf memperbolehkan residen untuk ke luar ke tempat hiburan namun dalam pengawasan staf atau keluarga.
Ø  Home Leave
Residen boleh meninggalkan tempat TC, dan pergi bersama teman, namun tetap sebelumnya ada kesepakatan dari pihak kelompok. Yang kedua, residen boleh request menelpon teman, dengan persetujuan dari staf dan orang tua.
Ø  Business Pass
Residen boleh keluar selama 1 hari tanpa menginap untuk memenuhi keperluannya, seperti mengurusi masalah les, kuliah, pesta pernikahan, atau keperluan lainnya.
Ø  Leisure Time
Waktu luang yang ada di tempat rehab, bisa dimanfaatkan untuk aktivitas positif seperti membaca koran, olahraga, menulis dan lain-lainnya.
Ø  Outdoor Sport
Kegiatan olahraga bersama-sama yang dilakukan di luar panti dan didampingi oleh staf atau residen yang senior.
Ø  Static Outing
Bersama dengan para konselor, Kelompok kecil dalam tahap re-entry (2-5 residen)  melakukan kegiatan di luar panti yang tujuannya untuk mempererat hubungan antara satu sama lain.

Sobat, setelah para residen ini lulus dari tahap di atas, maka mereka bisa melanjutkan dalam program Aftercare atau bimbingan lanjutan. Program yang ditujukan bagi para eks residen  atau alumni program ini dilaksanakan di panti dan diikuti oleh semua angkatan di bawah pengawasan dari staf re-entry. Tujuan program ini adalah agar para alumnus TC memiliki tempat atau kelompok yang sehat agar mengerti tentang dirinya serta mempunyai lingkungan yang positif. 

No comments:

Post a Comment