Oleh
Nurani Kusnadi
ABSTRAKS
Aktivitas perempuan
dalam memenuhi kebutuhan praktis dan strategis merupakan hal yang paling dasar
untuk melaksanakan kehidupannya. Karena untuk mencapai tingkat kesejahteraan
atau pemenuhan kebutuhan pokok yang lebih baik diperlukan perjuangan yang untuk
mencapainya. Kebutuhan mempunyai pengertian sesuatu yang harus dipenuhi dan
kebutuhan itu merupakan suatu keadaan atau situasi yang di dalamnya terdapat sesuatu
yang perlu dipenuhi atau terdapat sesuatu keinginan yang harus dicapai.
Sedangkan harus terpenuhi mengandung arti bahwa sesuatu itu dirasakan perlu,
penting atau mendesak untuk segera dipenuhi.
A,
PENDAHULUAN
Teori kebutuhan didasari oleh kodrat
manusi sebagai mahluk sosial yang dapat tumbuh dan berkembang dalam suatu tata
penghidupan dan kehidupan sebagai kelompok kesatuan, kekerabatan dimana dalam
menentukan kenutuhan tidak akan sama walaupun secara manusiawi manusia
mempunyai kebutuhan dasar yang sama tetapi manusia unik dan berbeda satu sama
lain. Walaupun secara psikologis
kebutuhan adalah keadaan dimana manusia merasakan suatu kekurangan dan berupaya
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Menurut Elizabeth B.
Hurlock bahwa kebutuhan meliputi :
a.
Kebutuhan fisik
(sandang, pangan,papan, kesehatan)
b.
Kebutuhan emosi ( kasih
sayang, perhatian yang mendalam atau kestabilan emosi dalam perkembangan kepribadian)
c.
Kebutuhan sosial
intelektual (kebutuhan untuk mengembangkan intelektual dan cara bergaul dengan
lingkungannya)
Kebutuhan menurut Abraham Maslow,
bahwa manusia pada dasarnya akan melaksanakan kegiatan kegiatan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan yang dapat dibagi menjadi 5 bagian :
- Kebutuhan dasar
- Kebutuhan rasa aman
- Kebutuhan ingin dicintai
- Kebutuhan untuk dihargai
- Aktualisasi diri :
mengembangkan potensi, kemampuan, kapasitas diri setinggi mungkin
Selanjutnya kebutuhan yang
dikemukakan oleh Mulyanto Sumardi 1985:2 keperluan minimum seseorang individu
atau rumah tangga adalah : makanan, pakaian, perumahan, kesehatan. Kebutuhan
pokok atau kebutuhan dasar dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat
penting guna kelangsungan manusia baik yang terdiri dari kebutuhan atau
konsumsi individu sepert: makan, perumahan, pakaian maupun keperluan pelayanan
sosial tertentu. Seperti : air minum, sanitasi, transportasi, kesehatan dan
pendidikan.
Keinginan hidup layak baik untuk
sebuah keluarga maupun perempuan secara pribadi merupakan sebab utama manusia
berjuang dengan segala upaya untuk melangsungkan kehidupannya. Dari beberapa
definisi di atas betapa pentingnya suatu kebutuhan untuk dipenuhi karena bila
kebutuhan tidak dapat terpenuhi secara layak akan berdampak buruk pada
kehidupannya.
Suharto (1997:159 ) membagi kebutuhan
ke dalam tujuh macam yaitu :
- Kebutuhan Fisik
Kebutuhan fisik adalah kebutuhan yang mendasar dan universal yang
harus di penuhi
oleh manusi.Misalnya makan, minim,
pakaian, tidur, seks dan perawatan kesehatan.
- Kebutuhan Psikologis.
Kebutuhan yang harus dipenuhi dalam
kaitannya dengan aspek kejiwaan atau psikis
manusia. Misalnya kebutuhan akan harga
diri, kasih saying, dihargai, mengekspresikan
pendapat, dan aktualisasi diri dan
kebutuhan berprestasi.
- Kebutuhan Sosial.
Kebutuhan social dalam
kaitannya dengan mahluk social. Kebutuhan untuk berkelompok,
bermasyarakat, berorganisasi,
berelasi dan berinteraksi, bersahabat dengan orang lain,
berprestasi dan pengakuan status sosial.
- Kebutuhan Spiritual.
Kebutuhan rohani manusia dalam
kaitannya dengan aspek aspek transendental diluar
dirinya, Kebutuhan untuk
berkomunikasi dengan sang pencipta, kebutuhan untuk
beragama dalam berbagai bentuk
manifetasinya
- Kebutuhan Ekonomi.
Kebutuhan untuk memiliki
pekerjaan dan memperoleh penghasilan, kebutuhan untuk
mendapatkan penghargaan yang
berupa uang atau materi.
- Kebutuhan pendidikan.
Kebutuhan untuk memperoleh
pengetahuan, keahlian, keterampilan tertentu yang
bermanfaat bagi pertumbuhan dan
perkembangan hidupnya.
- Kebutuhan Keadilan.
Kebutuhan akan ketentraman,
keamanan, perlindungan dan kesamaan orang lain,
termasuk kebutuhan akan suasana
demokratis dan kesempatan yang sama dalam
mencapai cita cita.
Konsep lain mengatakan kebutuhan
adalah adanya sesuatu kekurangan dan oleh karena itu timbul keinginan untuk
memenuhi danmencukupinya. Kebutuhan ini pada umumnya dapat diklasifikasikan
dalam dua golongan yaitu kebutuhan kebutuhan yang bersangkut paut dengan hal
yang bersifat fisiologis organis antara lain: makan, air, oksigen serta kebutuhan
kebutuhan kebutuhan yang bersangkut paut dengan hal yang bersifat psikolagis
antara lain kebutuhan akan menyatakan diri, kebutuhan mengadakan hubungan
sesama teman, serta kebutuhan akan harga diri. Hal ini dapat dipahami bahwa
kebutuhan seseorang timbul karena orang tersebut mengalami kekurangan yang
seharusnya dipenuhi, jika tidak dipenuhi orang tersebut akan mengalami hambatan
dalam hidupnya
Melihat apa yang telah dikemukakan
bahwa kebutuhan manusia pada dasarnya bersifat universal, yang membedakan kebutuhan pada setiap orang adalah intensitas dan kualitas dari
kebutuhan kebutuhan tersebut. Begitu juga yang berkait dengan kebutuhan praktis
dan strategis dimana kedua duanya merupakan kebutuhan yang harus dapat dipenuhi
oleh setiap orang dalam menjalankan kehidupannya. Dan bagaimana perempuan dapat
memenuhi kebutuhan praktis dan trategis secara seimbang agar tidak terjadi
ketimpangan dan pemenuhannya. Perempuan merupakan sumber daya yang dapat
berperan dalam berbagai sektor kehidupan perlu diupayakan untuk ditingkatkan
pengetahuan dan keterampilannya di semua bidang.
Perempuan merupaka sumber daya yang
perlu dilibatkan dalam berbagai sektor kehidupan maka perlu ditingkatkan dan
diupayakan untuk ditingkatkan pengetahuannya, keterampilannya agar dapat
melaksanakan peran peran yang harus dimainkannya secara baik dan seimbang.
Seperti yang tertuang dalam GBHN bahwa : perempuan adalah warga negara maupun
sumber daya insani pembangunan, merupakan mitra sejajar pria mempunyai hak dan
kewajiban serta kesempatan yang sama dengan pria dalam pembangunan disegala
bidang.
Perempuan dari berbagai kalangan
akan berjuang terus untuk memperjuangkan kehidupannya, menambah penghasilannya
melalu berbagai cara sesuai dengan kemampuannya, terutama wanita dari kalangan
buruh akan bertindak melakukan berbagai kegiatan pekerjaan apa saja karena
terpaksa oleh tekana ekonomi, mereka mencari nafkah sendiri atau menambah
penghasilan suami dengan bekerja sebagai buruh tani, pedagang kecil dan lain
lain. Begitu juga wanita yang bersuami harus melakukan pekerjaan disamping urusan
rumah tangga, dan semua ini mereka lakukan utamanya adalah ingin terbebas dari
kesengsaraan.
B. AKTIVITAS PEREMPUAN DI BANDUNG
Kecamatan Ketapang merupakan daerah
perkotaan yang cukup ramai dan dekat dengan pusat pusat perbelajaan yang
menghubungkan Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung dan berdekatan dengan
Ibukota Kabupaten, fasilitas kehidupan cukup memadai, antara lain adalah toko
serba ada, restoran karena daerah ini merupakan perlentasan untuk menuju
kebeberapa tempat wisata yang ada di selatan Kabupaten Bandung. Penduduknya
terlihat padat dan Kecamatan Ketapang berdasarkan data dari Suseda Kabupaten
Bandung tahun 2009, berpenduduk 98.275
orang yang terdiri dari 50.336 orang laki laki dan 47.939 orang perempuan
dengan kelompok umur perempuan usia produktif yaitu usia 15 sampai 64 tahun
adalah 31.460 orang, dan bekerja diberbidang yaitu : Pertanian sejumlah 706
orang (7.90%) yaitu sebagai buruh tani,
luas Kecamatan Katapang adalah 1966,40 hektar dan tanah garapan sawah dan kebun
adalah 40 %nya. Dalam bidang industri 2.823 orang (31.58%) karena di Kecamatan Katapang banyak pabrik
yang jumlahnya kurang lebih ada 67 pabrik, dari mulai pabrik yang bersekala
kecil seperti pabrik batako sanpai kepabrik besar yang memproduksi kain, sepatu
dll yang berkualitas export. Kegiatan perempuan dalam bidang perdagangan
berjumlah 3.058 orang (34.21%), perdagangan disini adalah pedagang warung, yang
berjualan sayuran, kelotong sampai toko toko yang menyediakan berbagai
kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan keluarga yang banyak tersebar di seluruh
wilayah Kecamatan Katapang, dan banyak menyerap tenaga kerja terutama wanita. Yang bekerja dalam bidang jasa adalah 2.117
orang(23.69%) jumlah ini terkait dengan pembantu rumah tangga, pelayan toko,
pelayan restoran, pegawai salon dan
pekerjaan jasa lainnya termasuk pegawai negri dan 234 orang(2.52%) bekerja
dalam berbagai sektor salah satuya adalah TKW.
Perkembangan kehidupan dan peningkatan pemahaman wawasan tentang kemitra sejajaran
perempuan berdasarkan perspektif jender dalam berbagai aspek kehidupan telah
mengangkat perempuan pada tingkatan kehidupan, tidak terkecuali pemenuhan
kebutuhan praktis dan strategis, Kenyataan umum menggambarkan peran perempuan
mulai terlihat ada peningkatan karena dalam melaksanakan peran sekaligus untuk
memenuhi kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis.
C. PEMENUHAN KEBUTUHAN PRAKTIS
Kebutuhan praktis adalah kebutuhan
yang langsung digunakan yaitu yang terkait dengan terpenuhinya : kebutuhan pangan,
sandang dan papan. Untuk memenuhi kebutuhan ini hampir semua wanita berjuang
keras untuk dapat memenuhinya secara layak sesuai dengan harapan dan
kemampuannya. Kenyataan yang umum ditemui dalam kehidupan menggambarkan bahwa peranan perempuan selain
melakukan pemenuhan kebutuhan praktis mereka juga harus melakukan semua
perkerjaan domestik yang menjadi pekerjaan dan tanggung jawab perempuan. Akibatnya
perempuan harus menerima peran ganda dan harus melakukan peran keduanya secara
benar tampa menganal lelah dan tidak bisa mengabaikan salah satu diantara
keduanya.
Di Kecamatan Katapang terdapat 7,90% yang bekerja di sektor pertanian.
Mereka memainkan peranan sebagai buruh tani yang pekerjaannya membersihkan
tanaman liar yang mengganggu sawah maupun kebun saat awal menanam sampai panen,
jam kerja untuk buruh tani tidak sama ada yang bekerja sampai jam satu (13)
atau sampai terdengar azan duhur atau ada juga yang di lanjut sampai sore (jam
16) atau sampai azan ashar.
Dan bagaimana
perempuan buruh tani dalam memenuhi kebutuhan praktisnya. Pemenuhan kebutuhan
sehari hari yang berkaitan dengan penyediaan makanan, minum dan kebutuhan rumah
lainnya dilakukan perempuan buruh tani (ibu) karena semua urusan rumah adalah
tanggung jawab perempuan sebagai ibu.
Penyediaan makan dan minum kadang
di lakukan sebelum bekerja, dan sepulang
bekerja mereka tidak jarang mereka membawa sayuran atau apa saja dari kebun
atau membeli di warung yang terlewati saat akan menuju pulang, sesampainya
dirumah, langsung melakukan pekerjaan rumah, kadang juga dibantu oleh anak
anaknya, juga suaminya. Ada beberapa keluarga yang suami istri sama sama
sebagai buruh tani dan kadang pulang bersama sama, atau kadang terlhat suaminya
pulang lebih dulu karena perempuan belum selesai melaksanakan pekerjaannya,
kalau laki laki pulang lebih dulu setelah mandi langsung istirahat, berbeda
denga perempuan yang langsung melaksanakan tugas lainnya yang harus
diselesaikan di rumah.
Perempuan buruh tani masih bisa melakukan
pekerjaan rumah walau sangat minimal karena mereka sudah lelah seharian
bekerja, apalagi yang selesai kerjanya jam 16.00, dan semua buruh tani
perempuan umumnya sudah berumah tangga. Perempuan
yang bekerja sebagai karyawan pabrik, jam kerjanya juga beraneka ragam tergantung pabriknya, untuk
pabrik yang besar menggunakan sistem giliran, lamanya bekerja antara enam
sampai delapan jam dan ada yang kerja mulai malam pelang pagi, usia relatif
lebih muda dari perempuan buruh tani, umunya belum menikah, untuk memenuhi
kebutuhannya hampir sama dengan perempuan buruh tani, pemenuhan kebutuhan makan
dan minum untuk perempuan yang belum menikah tidak di siapkan sendiri tetapi
sebagian besar membeli makanan yang sudah jadi.yang tesedia di warung warung
makan yang ada di sekitar pabrik dimana mereka bekerja, upah yang diterima
karyawan pabrik besar sesuai UMR yang telah ditetapkan pemerintah, Sehingga
sepulang bekerja mereka tidak disibukkan dengan urusan masak memasak.
Perempuan yang bekerja sebagai pedagang, bermacam macam cara pemenuhan
kebutuhan makan, minum dan kebutuhan lainnya terutama untuk yang berjualan
sayur, atau dengan istilah pedagang kecil
sama dengan perempuan buruh tani semua dilakukan sendiri. Pedagang besar
atau pemilik toko memiliki pembantu untuk menyelesaikan pemenuhan kebutuhan
makanan maupun yang mengurus kebersihan, kerapihan toko maupun untuk melayani
pembeli. Begitu juga yang bekerja pada bidang jasa dan lain lain. termasuk
pegawai negeri agak sedikit berbeda dengan perempuan karyawan pabrik buruh tani
dan pedagang. karena umumnya menggunakan
pembantu dalam menyelesaikan urusan rumah tangganya. Sehingga perempuan yang
dapat mengantikan tugas rumah tangganya oleh pembantu tidak terlau dibebani
oleh pekerjaan domestik.
Perempuan yang dalam rumah
tangganya dapat memakai tenaga pembantu, mereka tidak terlalu lelah dalam
mengurus hal hal yang terkait dengan urusan rumah tangga. Terutama mengurus anak anak dan menyediakan kebutuhan makanan untuk
keluarganya. Sehingga masih memungkinkan untuk melakukan aktivitas lain yang
disamping pekerjaan pokok yang sudah ditekuninya. Misalnya sebagai seorang
guru, setelah selesai mengajar di sekolah, memberikan les di tempat tempat
tertentu. Tetapi ada juga yang semua urusan publik dan domestik diurus sendiri,
setelah selesai pekerjaan utama dilanjutkan pekerjaan yang lain seperti
pedagang sayur pada siang hari, sorenya dia bekerja lagi di konfeksi atau
penjahit yang memproduk baju baju wanita, pekerjaannya adalah memasang kancing,
mengesom, memasang payet, merapikan baju2 yang akan di pak dll. Semua pekerjaan
ini dilakukan dengan tekun untuk mengejar harapannya, untuk memenuhi
kebutuhannya, untuk merubah kehidupannya.
Menurut hasil penelitian Mahassri
Shobahiya dan Maryadi : Perempuan pedagang memiliki derajat keuletan dan
ketelatenan, hal ini juga dapat kita amati dalam keseharian perempuan yang berdagang di pasar, yang
berkeliling menjajakan dagangannya, yang berjualan mangkal di suatu tempat mereka
terlihat seperti tidak mengenal lelah untuk berdagang guna mengejar pemenuhan
kebutuhannya, mereka harus bangun lebih awal kadang tengah malam berbelanja untuk berdagang,
menyiapkan dagangan, menjajakan dagangan sampai membereskan setelah berdagang
semua dilakukannya sendiri. Berbeda dengan bidang pekerjaan lainnya yang dapat
dilakukan lebih santai, tidak terlalu melelahkan secara fisik peampilan
pedagang lebih baik dari pada perempuan buruh tani.
Perempuan buruh tani, dalam
melaksanakan pekerjaannya menggunakan pakaian yang usang, kelihatan kumuh, kotor
dan kurang enak dipandang mata sehingga setelah selesai bekerja terlihat lelah
dan kotor, sehingga penampilan buruh tani saat melakukan pekerjaannya terlihat
miskin dengan kondisi seperti tidak terawat,ditambah lagi dengan pembungkus
kepala untuk menahan mata hari atau memakai
tudung yang terbuat dari bambu.
Selain pemenuhan kebutuhan pokok
keluarga harus juga memenuhi kebutuhan lain yang tidak kalah pentingnya dengan
kebutuhan pokok, bahkan kebutuhan penunjang ini juga merupakan kebutuhan pokok
karena kalau kebutuhan penunjang tidak terpenuhi dapat mengganggu pemenuhan
kebutuhan pokok lainnya, seperti pemenuhan kebutuhan listrik. Kalau keluarga tidak
memeliki listrik maka kehidupan akan terganggu karena hampir semua orang
tergantung kepada listrik misalnya untuk nonton televisi saat ini hampir semua
orang tidak terkecuali perempuan sangat tergantung kepada televisi dan alat memasak nasi elektronik, hal ini
dimiliki oleh perempuan dari semua tingkatan. bukan hanya dimiliki oleh kelompok tertentu,
tetapi dimiliki hampir semua keluarga, sehingga kedua barang ini sudah menjadi
kebutuhan pokok untuk semua lapisan masyarakat, tidak terkecuali buruh tani.
Pemenuhan kebutuhan penunjang ini
merupakan pemenuhan kebutuhan rutin, karena setiap saat dibutuhkan dan
memerlukan dana untuk memenuhinya. Yang menjadi kebutuhan penunjang rutin bukan
hanya listrik tetapi juga : telepon, koran, membayar pajak, keamanan, iuran sampah,
biaya pendidikan, untuk yang memiliki anak kecil biaya kesehatan, seperti
imunisasi dll. Yang semua ini harus dipenuhi, tidak dapat dinantikan, pada
saatnya harus dibayar. Untuk pembayarannya dapat dilakukan oleh siapa saja.
Untuk membayar listrik dapat diilakukan oleh perempuan itu sendiri oleh
suaminya, oleh anak anaknya atau menggunakan jasa yang ada di wilayahnya.
Untuk telepon saat ini sudah kurang
dibutuhkan dan beralih kepada telepon
genggam, penggunaan hp sudah
memasyarakat di semua kalangan, kita dapat memanggil yang berjualan dengan
menggunakan hp apakah dia pedagang
sayur, pedagang baso, tukang pijit dan buruh tanipun banyak yang
memiliki hp, hal ini sebenarnya lebih memudahkan semua orang berkomunikasi hanya
dampaknya adalah kebutuhan penunjang bertambah yaitu untuk membeli pulsa.
Demikian pemeuhan kebutuhan pokok praktis dan pemenuhan pokok penunjang yang
terjadi pada kehidupan perempuan saat ini, banyak kebutuhan penunjang menjadi
lebih penting dari kebutuhan pokok utama.Misalnya lapar dan tidak punya pulsa.
Demikian berbagai cara perempuan
mememenuhi kebutuhan praktisnya, melalui berbagai cara sesuai dengan bidang
bidang yang ditekuninya.
D. PEMENUHAN KEBUTUHAN STRATEGIS
Setelah melihat paparan tentang pemenuhan kebutuhan praktis yang dilakukan
perempuan melalui berbagai cara ternyata masih ada kebutuhan lain yang harus
dipenuhi yaitu Pemenuhan
kebutuhan strategis adalah pemenuhan kebutuhan untuk jangka panjang sepeti :
seperti pemilikan rumah, tempat usaha, tabungan, peternakan, emas, pendidikan,
naik haji dll yang dimiliki oleh setiap keluarga. Perempuan apakah dia sebagai
buruh tani, karyawan pabrik, yang berdagang, yang menjual jasa termasuk menjadi
pegawai negri, dalam melaksanakan peran gandanya masih tergolong tinggi karena
mereka masih dituntut melaksanakan peran secara seimbang.
Padahal perempuan
dituntut untuk bekerja secara profesional di bidangnya tidak terkecuali
perempuan itu sebagai buruh tani, kalau tidak bekerja secara baik hasilnya juga
tidak akan baik. Dalam tulisan ini akan dipaparkan bagaimana perempuan dalam
memenuhi kebutuhan strategisnya.
Pertama dalam hal kepemilikan :
buruh tani dan pedang rata tara mendiami rumah pribadi, dengan kondisi rumah
yang berbeda beda, rumah yang mereka tempati ada yang membeli sendiri, ada yang
membuat rumah di atas tanah pemberian orang tua, ada yang membeli dengan dari penghasilan yang di dapat
keluarga, ada juga yang warisan dari kedua belah pihak artinya ada warisan dari
keluarga perempuan atau warisan dari pihak laki2 begitu juga dengan kios tempat
berjualan ada yang diberikan oleh orang tuanya sebagai modal hidup untuk
anaknya. Dan ada yang menyewa, untuk pegawai pabrik terutama yang masih lajang
banyak yang tinggal di rumah sewaan,
karena mereka banyak yang datang dari luar Kecamatan Katapang. Kepemilikan
rumah dari sektor kerja lainnya hampir sama ada yang memiliki rumah di beri
oleh orang tua, ada yang membeli secara langsung, ada yang kredit melalui bank.
Begitu juga dengan hak kepemilikan
tergantung kepada siap yang mendapatkan, seperti kalau pegawai negri
mendapatkan rumah melalui kredit yang mendapat pasilitas istrinya, menggunakan
nama istrinya, kalau yang mendapat warisan dari pihak suaminya maka nama
suaminya, begitu juga sebaliknya.
Kedua adalah dalam pengelolan uang : Uang umumnya
dilelola oleh perempuan, baik
penghasilan sendiri maupun penghasilan suaminya dan perempuan yang berperan
ganda sadar maupun tidak sadar harus dapat mengatur uang yang di dapat untuk
memenuhi semua kebutuhan keluarga,
sehingga kalau terjadi kekurangan dalam pemenuhan akan menjadi tanggung jawab
perempuan, berarti tidak aneh kalau perempuan begitu gigih mencari nafkah
karena banyak hal yang tertumpu diatas pundaknya. Kecuali yang berdagang kalau
yang berdagangnya laki laki,perempuan diberi seperlunya sesuai kebutuhan
keluarga. Tetapi kalau yang berjualan perempuan uang yang di dapat langsung
dikelola sendiri. Dan untuk pengeluaran
tertentu umumnya dibicarakan bersama,
mendapatkan uang dari hasil bekerja juga tidak sama, ada yang setiap hari, ada
yang mingguan dan bulanan.
Penghasilan yang di dapat digunakan
bukan saja untuk memenuhi kebutuhan praktis yaitu memenuhi kebutuhan makan dan
kebutuhan penunjang lainnya, tetapi juga
untuk keperluan lain yang menjadi harapan atau untuk keperluan dimasa yang akan
datang. Sehingga mengelolan keuangan perlu dilakukan secara cermat dan teliti
agar tidak terjadi ketidak seimbangan.
Ketiga yang berkait dengan
kepemilikan emas dan tabungan : Pada kelompok tertentu memiliki emas merupakan
tabungan, perempuan masih ada yang menyimpan uang dibelikan emas kalau butuh
tidak sulit menjualnya, membeli emas umumnya adalah urusan perempuan, dan emas
bukan hanya merupakan aset tetapi juga status sosial, Sehingga sekecil apapun
umumnya perempuan memiliki emas.
Keempat yang berkaitan dengan
kepemilikan lainnya seperti : motor, mobil, penggilingan padi, pabrik batako,
bengkel. Untuk kepemilikan jarang dipersoalkan, waktu akan membeli atau
mendirikan sesuatu biasanya dibicarakan, terutama membeli motor atau mobil, Penyimpanan
surat surat berharga adalah urusan perempuan. Dan umumnya perempuan yang
berperan ganda tidak terlalu mau di repotkan oleh urusan urusan yang berkaitan
dengan kepemilikan. Sehingga banyak
urusan kepemilikan diselesaikan oleh laki laki/suami, atau bisa saja karena ada
perempuan yang kurang mengerti tentang bukti bukti kepemilikan. Sehingga banyak
perempuan yang kurang memperhatikan hal tersebut.
Kelima yang berkaitan dengan kepemilikan
uang dan menabung di bank, tidak semua perempuan dapat melakukannya, apalagi
perempuan buruh tani, pedagang kecil umumnya mereka tidak memiliki uang yang disimpan/tabungan di bank, tetapi
mereka masih menyimpan secara tradisional di celengan bambu atau celengan yang
terbuat dari tanah, disimpan dengan baik ditempat yang aman, kalau diperlukan
untuk kepentingan tertentu baru celengan itu di buka. Dan mereka percaya
menyimpan uang sendiri lebih aman bisa diambil kapan saja dan tidak memerlukan
persyaratan apapun. Dan untuk menggunakan jasa bank masih ada yang beranggapan
sulit karena banyak aturan. Apalagi untuk orang orang tertentu yang tidak
memiliki KTP.
Perempuan yang menggunakan jasa
bank biasanya kelompok tertentu saja apalagi sekarang banyak pembayaran
penghasilan yang langsung di transfer ke bank, sehingga perempuan perempuan
yang terkait dengan jasa bank pasti harus memiliki buku bank. Dengan demikian
buku bank bisa saja tidak satu karena satu buku untuk penerimaan yang dapat
diambil untuk memenuhi kebutuhan dan satu buku lagi untuk menyimpan uang. Tentunya buku bank atas nama sendiri sendiri
sesuai dengan penghasilannya, jika kedua duanya suami istri bekerja, masing
masing akan memiliki buku bank Ada juga yang semua dikelola oleh perempuan
sebagi istri, pengeluaran diketahui bersama, karena tabungan adalah hanya
digunakan untuk keperluan yang mendesak dan tiba tiba. Tabungan bukan untuk
pemenuhan kebutuhan sehari hari. Yang banyak mnggunakan jasa bank adalah
pedagang yang memiliki toko besar karena barang barang dagangan dibayarnya
melalu bank, sehingga tidak bisa kalau tidak terkait dengan bank. Selain itu
juga buku bank dapat dijadikan jaminan untuk keperluan tertentu.
Untuk kelompok tertentu yang memiliki
banyak aset seperti : memiliki tanah yang luas, memiliki tempat tempat usaha
yang bukan hanya digunakan sendiri tetapi juga disewakan, memiliki banyak emas,
memiliki tabungan di bank, begitu juga kepemilikan usaha dan investasi
lainnya, dan dalam kepemilikan tidak
menjadi persoalan, karena masing masing sudah memiliki kesepakatan. Lain halnya
yang penghasilannya pas pasan, hampir sering terjadi salah komunikasi dalam
kepemilikan, apalagi kalau kedua duanya sama sama menghasilkan dan seimbang
penghasilannya, penyimpanan terpusat pada satu orang, ini tidak jarang
menimbulkan percekcokan. Walaupun ini hanya kesalah pahaman dan kurang
komunikasi, kalau sesuatu dengan menggunakan nama perempuan sebagai pemilikik
biasanya perempuan menjadi sasaran kemarahan suami karena dalam hal hal
tertentu laki kali masih memegang kekuasaan.
Pada umumnya keluarga sulit untuk
dapat mengemukakan peruntukan dan besarnya pemenuhan kebutuhan dari hasil yang
didapatnya, seperti perempuan buruh tani yang sudah mendaya gunakan semua
tenaganya hanya tertumpu pada pemenuhan
kebutuhan pokok makan dan minum, kebutuhan pokok penunjang sangat minimal yaitu
hanya mampu membayar listrik Begitu juga dengan hasil usaha berdua antara
suami istri masih banyak yang belum dapat
memenuhi semua kebutuhan pokok dan kebutuhan pokok penunjang secara
memadai, sulit mendapatkan informasi dari penghasilan berdua dikumpul dirinci
menjadi pengeluaran : sekian persen untuk memenuhi kebutuhan makan, sekian
untuk biaya pendidikan sekian untuk ini dan itu yang sulit untuk dirinci karena
kita dahulukan yang paling penting saat itu, maka itu yang didahulukan. Lain
halnya dengan yang penghasilannya sudah mapan, memiliki banyak lahan usaha,
memiliki usaha sampingan, mengeluarkan
uang untuk berbagai kebutuhan tidak sulit, semua kebutuhan dapat
terpenuhi secara baik.
Ada ketidak adilan dalam kehidupan
masyarakat karena kalau dilihat ada yang berlebihan dalam mendapatkan
penghasilan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan secara memadai dan berlebihan,
dan ada kelompok yang kekurangan bahkan terlalu kekurangan, walaupun perempuan
sudah berjuang untuk turut membantu secara maksimal tetapi tetap masih serba
kekurangan. Seperti perempuan yang menjajakan sayuran, pergi dari subuh sampai
petang dia bekerja berkeliling jalan kaki menjajakan dagangannya dan
penghasilannya tidak seberapa, untuk mendapatkan uang Rp. 10.000 saja keringat
sudah mengucur ke seluruh tubuh, tetap saja tidak dapat memenuhi kebutuhannya
secara layak.
Dalam hal upah sebagai buruh masih
terdapat ketidak adilan karena upah buruh perempuan berbeda dengan upah yang
diterima oleh laki laki, walaupun ketekunan bekerja lebih tekun perempuan
daripada laki laki. Hal ini juga sulit untuk diperbaikinya karena dari mana
mulai adanya perbedaan upah buruh antara laki laki dan perempuan, dan ini sudah
berlangsung lama sehingga mereka tidak menyadari adanya perbedaan tersebut.
Berarti ketidak adailan ini sudah berlangsung cukup lama.
Salah satu tayangan di RCTI tanggal
28 september 2010 memperlihatkan betapa gigihnya seorang perempuan berjuang
untuk hidupnya pagi pagi dia bangun menyelesaikan semua urusan rumah, kemudian
dia kekebun, kebunnya milik orang lain dia ambil daun singkong dan daun pepaya,
terus dia ikat dia bawa ke pasar di jual dengan harga Rp. 20.000, dari uang ini
dia hanya mendapat Rp 10. 000,- karena yang Rp. 10.000,- harus dia setorkan
kepada pemilik kebun, kalau karena ada keperluan sampai tidak bisa menyetorkan
yang Rp. 10.000,- itu akan menjadi utang yang harus dibayarnya. Setelah selesai
dia langsung menyusul suaminya yang sedang bekerja sebagai pengambil pasir di
sungai yang agak jauh dari rumahnya, dia membantu suaminya mengangkut pasir
ketepi sungai dan mengumpulkannya untuk di jual, menjelang magrib baru mereka
pulang, begitu perempuan itu setiap hari melakukan kegiatannya, tidak mengenal
lelah, dia lakukan dengan penuh kesabaran, tekun dan telaten, tetapi
kehidupannya tetap tidak berubah.
Banyak kita lihat pemandangan
pemandangan seperti ini, artinya banyak perempuan berjuang untuk mempertahankan hidup keluarganya dengan
berbagai cara, tetapi disisi lain lain banyak juga perempuan yang hidupnya
penuh dengan keberuntungan, tidak perlu berjuang, tidak perlu lelah, tidak
memikirkan banyak hal tentang pemenuhan kebutuhan, semua sudah dapat terpenuhi
secara baik dan memadai baik diperoleh sendiri maupun fasilitas yang di dapat
dari orang tua atau suaminya. Tetapi masih ada perempuan yang mendapatkan
perlakuan yang kurang baik dari suami maupun lingkungannya, walaupun mereka
sudah bekerja keras untuk memenuhi berbagai hal yang menjadi kenutuhannya.
Seperti yang kita amati dari
perempuan yang menjadi TKW, dia bekerja keras meninggalkan keluarga,
meninggalkan semua yang harus menjadi tanggung jawabnya, untuk mencari nafkah
dengan harapan untuk merubah kehidupannya dan yang menikmati hasilnya adalah
suaminya. Kadang terlihat tidak adil karena begitu besar pengorbanan dan
perjuangan perempuan untuk menjadi TKW banyak informasi yang kita dengar yang
lebih parah adalah perempuan yang berjuang mencari uang, uangnya hasil kerjanya
dikirimkan kepada suami dan anak anaknya, ternyata suaminya santai santai tidak
bekerja.
E. KESIMPULAN
Dari apa yang telah dipaparkan
tentang pemenuhan kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis yang sudah
dilakukan oleh perempuan didalam kehidupan masyarakat masih terlihat beberapa
hal yang belum sempurna dan belum menghasilkan pemenuhan kebutuhan yang
maksimal paparan di atas dapat penulis simpulkan :
- Pemenuhan kebutuhan praktis
umumnya sudah dapat dipenuhi walaupun dari beberapa kalangan perempuan
masih terlihat minimal.
- Untuk memenuhi kebutuhan
perempuan sudah berusaha sekeras kemampuannya.
- Hampir semua perempuan menekuni
tidak hanya satu pekerjaan.
- Perempuan melasanakan
pekerjaannya tidak mengenal lelah.
- Kebutuhan makan, minum dan
kebutuhan praktis lainnya ada yang dilakukan sendiri dan ada juga yang menggunakan
jasa pembantu rumah tangga.
- Masih ada perbedaan upah antara
laki laki dan perempuan khususnya yang dialami oleh buruh tani.
- Alat alat elektronik sudah
menjadi kebutuhan yang pokok.
- Umumnya mereka memiliki rumah
sendiri.
- Hasil dari mencari nafkah
dikelola secara bersama
- Belum semua perempuan menabung
di bank.
- Kepemilikan emas merupakan aset
dan status sosial
- Masih dirasakan adanya ketidak
adilan dalam masyarakat terhadap perempuan.
F. REKOMENDASI
Dengan demikian maka kalau
dikaitkan dengan konsep konsep kebutuhan secara umum perempuan hampir sudah
terpenuhi kebutuhannya walaupun secara minimal hal ini jika dikaitkan dengan
kebutuhan Fisik, untuk pemenuhan kebutuhan fisik dengan berbagai upaya sudah
dapat terpenuhi sesuai dengan kemampuannya, karena umumnya mereka sudah
memiliki rumah sendiri, walaupun masih ada beberapa rumah yang kondisinya
menghawatirkan. kebutuhan psikologis
terlihat dari adanya saling penyesuaian diri diantara mereka khususnya
perempuan, dapat mengekpresiakn dirinya untuk bergaul dengan lingkungannya,
kebutuhan sosial mereka sudah melakukan interaksi dan relasi dilingkunganya
baik lingkungan rumah maupun lingkungan kerjanya, kebutuhan spiritual berkaitan
keagamaan terlihat banyak perempuan yang mengikuti kegiatan kegiatan pengajian
untuk yang beragama islam, kebutuhan ekonomi perempuan sudah berusaha dengan
keras untuk memperoleh penghasilan, kebutuhan pendidikan perempuan saat ini
memiliki kacanderungan untuk memiliki pendidikan, berusaha mendapatkan berbagai
pengetahuan, dan berusaha memiliki keterampilan dan berkait dengan kebutuhan
keadilan, sepertinya masih banyak dirasakan ketidak adilan walaupun masih
bersipat individual misalnya kenapa ada perempuan yang hidup lebih enak, atau
perlakuan yang di lakukan oleh suami terhadap istrinya, karena banyak suami
yang sengaja mempekerjakan istrinya, sedangkan suami santai santai, hal hal
seperti ini yang masih ada di dalam kehidupan masyarakat.
PUSTAKA ACUAN
Suharto, Edi
(2006) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung. Refika
Aditama(cetakan kedua.
Nani Susanto
(1981), Kedudukan Wanita Indonesia dalam Hukum Masyarakat, Jakarta,
Ghali
Indonesia.
Elizabeth B.
Hurlock (1993) Psikologi Perkembangan Suatu Pendapatan Sepanjang Rentang Kehidupan .
Jakarta Erlangga.
BIOGRAFI PENULIS
Nurani Kusnadi,
Saat ini bekerja sebagai Dosen STKS Bandung
kami menawarkan pinjaman sebesar 2,5% mengisi formulir di bawah dan kirim ke email kami brownsmith708@gmail.com PINJAMAN FORMULIR Nama depan: Nama terakhir: negara: Alamat rumah: Alamat kantor: Tanggal lahir: Nomor fax: Nomor pribadi: Jumlah kantor: pekerjaan: Sex: Status pernikahan: Gaji perbulan: Jumlah Dibutuhkan (Dolar AS): Durasi Pinjaman: Tujuan pinjaman: meneruskan informasi Anda kepada brownsmith708@gmail.com Sehubungan Firm Brown Pinjaman
ReplyDelete