Search This Blog

Search This Blog

Thursday, January 8, 2015

FAMILY CARE UNIT DUA

BAB II
PERMASALAHAN KELUARGA
Rentannya ketahanan social keluarga perlu diredam dengan melihat permasalahan yang terjadi di dalam keluarga yang memerlukan perhatian khusus. Mengingat sebagian besar permasalahan social bersumber dari dalam keluarga. Namun demikian, beberapa ahli keluarga menyatakan bahwa keluarga juga sering diandalkan untuk mengatasi berbagai permasalahan social keluarga. Hanya keluarga berada dalam keadaan bermasalah, maka keluarga menjadi tidak dapat berfungsi social dengan baik . Permasalahan keluarga secara garis besar dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai tinjauan berdasarkan fungsi-fungsi dan keberfungsian keluarga:
A. PERMASALAHAN SOSIAL -PSIKOLOGIS KELUARGA
Permasalahan keluarga berdasarkan aspek social-psikologis menurut hasil pengamatan Kilpatrick dan Holland (2003) meliputi :
1. Ketidakpuasan hubungan social, seperti hubungan perkawinan suami-istri, hubungan orang tua-anak, hubungan diantara anak-anak dan hubungan dengan mertua.
2. Konflik antar pribadi yang terjadi antar anggota keluarga seperti pada masalah ketidakpuasan, hanya sifatnya lebih berat. Konflik ini dapat mengakibatkan terjadinya tindak kekerasan, baik yang bersifat fisik, seksual, emosional, psikologis, social dan ekonomi oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah.
3. Sumber-sumber kehidupan dan penghidupan yang tidak memadai, misalnya sebagai akibat kemiskinan, pemutusan hubungan kerja, sakit, meninggal, atau pencari nafkah utama kehilangan pekerjaan atau ditahan secara mendadak.
4. Kesulitan-kesulitan dalam melaksanakan peran-peran, misalnya pasangan suami-istri baru yang masih muda tanpa persiapan dan tanpa dukungan social keluarga, kelahiran bayi, kehadiran mertua, anak-anak yang kedua orang tuanya meninggal atau mendapat kecelakaan dan lainnya.
5. Reaksi emosional berlebihan terhadap kemalangan seperti mengalami duka cita mendalam (grivieng) yang terus menerus karena kematian orang yang sangat dicintai atau meninggalnya pencari nafkah/tulang punggung keluarga.
6. Masalah-masalah transisi social yaitu keluarga atau salah satu anggota keluarga pindah tempat tinggal lingkungan kerja atau lingkungan sekolah baru yang sangat berbeda dari tempat tinggal, atau lingkungan kerja atau lingkungan sekolah sebelumnya.
7. Masalah-masalah yang berkaitan dengan organisasi formal seperti kesulitan dalam membayar biaya sekolah, biaya pengobatan di rumah sait, masalah dengan aparat keamanan dan lainnya.
8. Masalah distribusi sumber daya yang tidak merata misalnya bantuan social kepada fakir miskin yang tidak merata seperti kasus raskin, pkh, blt, bos, dan lainnya.
8. Masalah pelanggaran hak azasi dan perlakuan tidak adil dari pihak-pihak tertentu, termasuk dari pihak pemerintah misalnya penggusuran tanah hak milik dengan ganti rugi yang tidak memadai dari pihak tertentu.
B. PERMASALAHAN SOSIAL- EKONOMI KELUARGA
Sebagian besar permasalahan social –ekonomi keluarga berhubungan dengan tidak memadainya sumber-sumber penghidupan seperti pekerjaan yang tidak layak dan tidak tetap atau bahkan tidak memiliki pekerjaan , penghasilan yang rendah, tidak memiliki asset yang memadai (tanah , rumah dan lainnya) ketidak mampuan mengelola ekonomi rumah tangga, perilaku konsumtif dan lainnya. Berdasarkan hal tersebut , maka permasalahan social ekonomi keluarga meliputi:
1.     Tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan yang memadai dari layak, sehingga daya beli rendah.
2.    Tidak memiliki asset yang memiliki nilai ekonomi seperti tanah, rumah dan lainnya
3.    Ketidakmampuan dalam mengelola ekonomi rumah tangga, pengeluaran lebih besar dari pada pemasukan (besar pasak dari pada tiang)
4.    Perilaku konsumtif, yaitu senang berbelanja secara berlebihan sehingga menghabiskan sebagian besar keuangan rumah tangga, bahkan berbelanja secara kredit, menggunakan kartu kredit secara berlebihan dan tanpa perhitungan.
5.    Terbatasnya akses terhadap sumber-sumber ekonomi dan pelayanan-pelayanan social.
6.    Tidak memiliki keterampilan atau keahlian/kejuruan kerja
7.    Minimnya kepemilikan pribadi seperti alat rumah tanggan , sandang, papan, dan sumber daya lainnya.
C.PERMASALAHAN KONFLIK KELUARGA
Konflik adalah suatu keadaan pertentangan antara berbagai hal yang biasanya berkenaan dengan ide-ide atau minat-minat. Konflik dalam keluarga atau rumah tangga tidak dapat terelakan bagi setiap kelompok keluarga. Ini karena keluarga terdiri dari individu-individu yang unik, di mana masing-masing anggotanya memiliki pandangan dan ide yang berbeda-beda. Pada satu sisi, konflik bersifat positif dan diinginkan. Konflik sebenarnya dapat mencerminkan keterbukaan dalam berbagi ide dan dapat menjadi mekanisme untuk meningkatkan komunikasi, hubungan yang lebih erat dan menanggulangi ketidakpuasan . Akan tetapi dalam hal lainnya konflik bersifat negative, tidak diinginkan dan menimbulkan permasalahan dalam keluarga.
Konflik dan masalah dalam keluarga diklasifikasikan dalam empat katagori utama, yaitu:
1.     Kesulitan dalam kehidupan perkawinan.
Kesulitan dalam berkomunikasi merupakan penyebab utama konflik dalam hubungan perkawinan. Sumber utama konflik lainnya adalah kesalahpahaman tentang apa yang seharusnya dilakukan terhadap anak, masalah-masalah seksual. Konflik tentang alokasi waktu dan biaya hidup, serta perselingkuhan..
2.    Kesulitan dalam hubungan orang tua –anak.
Masalah yang sering muncul dalam hal hubungan orang tua dan anak adalah masalah bagaimana berkomunikasi termasuk di dalamnya kesulitan orang tua dalam mengawasi anak-anaknya, terutama anak yang sedang menginjak remaja. Perbedaan interprestasi terhadap pesan-pesan yang dikomunikasikan sering menimbulkan perbedaan persepsi, karena perbedaan pemaknaan terhadap simbul-simbul yang digunakan oleh orangtua dan anak. Perbedaan persepsi ini sering mengakibatkan timbulnya konflik diantara orang tua dengan anak.
3.    Masalah pribadi individu anggota keluarga
Seringkali keluarga datang kepada orang lain untuk meminta bantuan dan mengidentifikasi seorang anggota keluarga yang menjadi penyebab masalah. Prinsip dasar fungsi bantuan keluarga adalah bahwa anggota keluarga secara keseluruhan memilki masalah yang dialami keluarga. Seringkali seorang anggota keluarga menjadi kambing hitam bagi kesalahan fungsi system keluarga secara keseluruhan. Kambing hitam merupakan seorang yang dipersalahkan untuk beberapa masalah yang terjadi dalam keluarga. Harus ditemukan masalah sebagai masalah kelompok dibandingkan dengan menyalahkan salah satu individu  dan menciptakan hubungan antar invidu menjadi lebih baik.
4.    Tekanan dari lingkungan luar
Masalah keluarga muncul biasanya disebabkan oleh factor di luar keluarga, misalnya masalah pendapatan yang tidak memadai, pengangguran, rumah tidak layak huni, akses transportasi yang sulit, tempat rekreasi yang tidak memadai dan kesengajaan akan kesempatan kerja. Masalah potensial lainnya yang mungkin dialami adalah kesehatan yang buruk, sekolah yang tidak memadai dan memiliki lingkungan ketetanggaan yang membahayakan.
5.    Masalah individu lainnya.
Secara ringkas permasalahan keluarga yang sering dialami baik oleh individu anggota keluarga maupun keluarga antara lain
a.    Perceraian
b.    Penyalahgunaan alcohol dan orbat terlarang
c.    Kehamilan yang tidak dikendaki
d.    Kemiskinan
e.    Penyakit kronis
f.    Kematian
g.    Masalah emosional yang dialami anggota keluarga
h.    Masalah-masalah perilaku yang dialami anggota keluarga
i.     Penelantaran anak
j.     Kekerasan terhadap anak
k.    Kekerasan terhadap pasangan
l.      Penelantaran orang tua
m.   Penggangguran pencari nafkah
n.    Kesulitan mengelola keuangan
o.    Luka akibat kecelakaan
p.    Ketidakmampuan kognitif anak
q.    Keterlibatan anak dalam kenakalan dan tindak kejahatan
r.    Anak remaja yang lari dari rumah
s.    Disfungsi seksual anggota keluarga
t.    Kemandulan
u.    Perselingkuhan
v.    Banyak utang
D. PERMASALAHAN FUNGSI KELUARGA
Zastrow (2000) mengenalpastikan fungsi-fungsi penting keluarga pada masyarakat industry modern saat kini untuk membantu memelihara kontinuitas dan stabilitas masyarakat . Fungsi-fungsi keluarga tersebut adalah:
1.     Pergantian jumlah penduduk (replacement of population) Setiap masyarakat memiliki cara untuk pergantian anggota-anggotanya. Semua masyarakat menganggap keluarga sebagai unit untuk memproduksi anak-anak. Masyarakat memberikan hak dan kewajiban kepada pasangan-pasangan untuk melakukan reproduksi dalam unit keluarga. Hak dan tanggungjawab ini sangat membantu dalam mempertahankan stabilitas masyarakat. Masalah sering muncul ketika keluarga tidak dapat melakukan reproduksi anak. Keluarga menjadi tidak bahagia, menjadi alas an untuk poligami dan terancam perceraian.
2.    Pengasuhan dan perawatan terhadap anak (care of the young). Anak-anak memerlukan perawatan dan perlindungan paling tidak sampe masa pubertas. Keluarga merupakan institusi primer yang memilki fungsi membesarkan anak. Masyarakat modern mengembangkan institusi pendukung untuk membantu dalam merawat anak-anak, misalnya pelayanan medis, day care, program pelatihan bagi orang tua. Permasalahan timbul ketika orang tua tidak mampu atau tidak melakukan perawatan dan pengasuhan terhadap anaknya, yang mengakibatkan munculnya masalah social yang lainnya seperti anak nakal, anak tidak disiplin, perilaku anak tidak dapat dikendalikan, anak terlantar, perkembangan psikososial anak terhambat dan lainnya.
3.    Sosialisasi anggota keluarga baru (socialization of new members) Anak-anak harus disosialisasikan pada budaya luar agar menjadi anggota masyarakat yang produktif. Anak-anak diharapkan memiliki suatu bahasa, mempelajari nilai-nilai social dan hal-hal yang tabu (mores), berpakaian dan bertingkahlaku sesuai dengan norma-norma masyarakat. Keluarga memainkan peranan yang besar dalam proses sosialisasi ini. Pada masyarakat modern terdapat sejumlah kelompok lain dan sumberdaya lain yang terlibat dalam proses sosialisasi ini. Sekolah, media massa, kelompok teman sebaya, polisi dan buku-buku yang mempunyai pengaruh yang penting dalam sosialisasi. Meskipun pengaruhnya kadang berbeda dan bertentangan dengan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut. Jika fungsi ini tidak dilakukan maka akan muncul permasalahan perilaku anak yang tidak etis, tidak berbudaya atau tidak beradab.
4.    Pengaturan perilaku seksual (regulation of seksual) Kegagalan dalam mengatur perilaku seksual akan menimbulkan pertentangan diantara individu-individu yang disebabkan oleh rasa cemburu dan eksploitasi. Perilaku seksual yang tidak diatur dapat mengakibatkan lahirnya sejumlah anak-anak diluar nikah. Mereka adalah anak-anak yang tidak memilki ayah yang bertanggungjawab untuk membesarkannya. Setiap masyarakat memilki aturan-aturan yang mengatur prilaku seksual dalam unit-unit keluarga. Setiap masyarakat tidak menyetujui seks di luar nikah (extramarital sex)
5.    Saling memberikan kasih sayang (exchange of affection) manusia membutuhkan kasih sayang, dukungan emosional, dan pengakuan positif dari orang lain. Tanpa kasih sayang dan pengakuan tersebut maka pertumbuhan emosional, intelektual, fisik dan social seseorang akan terhambat. Keluarga merupakan sumber penting untuk mendapatkan kasih sayang dan pengakuan. Misalnya sebagai anggota keluarga secara umum satu sama lain saling menghargai. Kepuasan emosional dan social diperoleh dari hubungan di dalam keluarga.
E. PERMASALAHAN KHUSUS KELUARGA
Pada hakekatnya terdapat dua focus masalah dalam keluarga yaitu masalah hubungan perkawinan (marital relationship) dan masalah pengasuhan anak (parenting), sebagai mana uraian berikut ini:
1.     Permasalahan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan (marital relationship) diantaranya perceraian dengan berbagai sebab. Sebagian besar masalah perceraian disebabkan oleh ketidak bahagian pasangan baik sepihak atau dua-duanya. Penyebab ketidakbahagian perkawinan dapat disebabkan oleh berbagai factor seperti salah satu pasangan kurang memberikan perhatian, pasangan tidak memiliki waktu untuk kegiatan atau acara keluarga, tidak memiliki anak, penghasilan tidak menentu, konflik yang disebabkan oleh adanya pengaruh dari pihak ketiga (orang tua, mertua, saudara, teman, wanita/pria idaman lain, perselingkuhan, poligami, komunikasi yang kontra produktif, karakter pasangan yang tidak mendukung (posesif, pencemburu) tindak kekerasan dari salah satu pasangan dan disfungsi seksual.

2.    Permasalahan yang berkaitan dengan keterampilan mengasuh anak (parenting) Dewasa ini permasalahannya bukan bagaimana mengasuh anak akan tetapi apakah orang tua melakukan pengasuhan terhadap anak atau tidak. Sebagian besar orang tua dewasa ini tidak melakukan pengasuhan anak karena berbagai sebab seperti tidak tahu cara mengasuh, tidak memiliki keterampilan mengasuh dan tidak punya waktu untuk mengasuh. Akibatnya menimbulkan berbagai permasalahan seperti anak tidak disiplin, anak nakal, anak tidak tahu etika, perilaku anak sulit dikendalikan, terhambatnya perkembangan  intelektual anak, perkembangan karakter anak kearah negative, perkembangan psikososial anak menjadi terhambat.

No comments:

Post a Comment