BAB
II
PERMASALAHAN
KELUARGA
Rentannya
ketahanan social keluarga perlu diredam dengan melihat permasalahan yang
terjadi di dalam keluarga yang memerlukan perhatian khusus. Mengingat sebagian
besar permasalahan social bersumber dari dalam keluarga. Namun demikian,
beberapa ahli keluarga menyatakan bahwa keluarga juga sering diandalkan untuk
mengatasi berbagai permasalahan social keluarga. Hanya keluarga berada dalam
keadaan bermasalah, maka keluarga menjadi tidak dapat berfungsi social dengan
baik . Permasalahan keluarga secara garis besar dapat diklasifikasikan
berdasarkan berbagai tinjauan berdasarkan fungsi-fungsi dan keberfungsian
keluarga:
A.
PERMASALAHAN SOSIAL -PSIKOLOGIS KELUARGA
Permasalahan keluarga berdasarkan aspek social-psikologis
menurut hasil pengamatan Kilpatrick dan Holland (2003) meliputi :
1. Ketidakpuasan hubungan social, seperti hubungan perkawinan
suami-istri, hubungan orang tua-anak, hubungan diantara anak-anak dan hubungan
dengan mertua.
2. Konflik antar pribadi yang terjadi antar anggota keluarga
seperti pada masalah ketidakpuasan, hanya sifatnya lebih berat. Konflik ini
dapat mengakibatkan terjadinya tindak kekerasan, baik yang bersifat fisik,
seksual, emosional, psikologis, social dan ekonomi oleh pihak yang lebih kuat
terhadap pihak yang lebih lemah.
3. Sumber-sumber kehidupan dan penghidupan yang tidak memadai,
misalnya sebagai akibat kemiskinan, pemutusan hubungan kerja, sakit, meninggal,
atau pencari nafkah utama kehilangan pekerjaan atau ditahan secara mendadak.
4. Kesulitan-kesulitan dalam melaksanakan peran-peran,
misalnya pasangan suami-istri baru yang masih muda tanpa persiapan dan tanpa
dukungan social keluarga, kelahiran bayi, kehadiran mertua, anak-anak yang
kedua orang tuanya meninggal atau mendapat kecelakaan dan lainnya.
5. Reaksi emosional berlebihan terhadap kemalangan seperti
mengalami duka cita mendalam (grivieng) yang terus menerus karena kematian
orang yang sangat dicintai atau meninggalnya pencari nafkah/tulang punggung
keluarga.
6. Masalah-masalah transisi social yaitu keluarga atau salah
satu anggota keluarga pindah tempat tinggal lingkungan kerja atau lingkungan
sekolah baru yang sangat berbeda dari tempat tinggal, atau lingkungan kerja
atau lingkungan sekolah sebelumnya.
7. Masalah-masalah yang berkaitan dengan organisasi formal
seperti kesulitan dalam membayar biaya sekolah, biaya pengobatan di rumah sait,
masalah dengan aparat keamanan dan lainnya.
8. Masalah distribusi sumber daya yang tidak merata misalnya
bantuan social kepada fakir miskin yang tidak merata seperti kasus raskin, pkh,
blt, bos, dan lainnya.
8. Masalah pelanggaran hak azasi dan perlakuan tidak adil dari
pihak-pihak tertentu, termasuk dari pihak pemerintah misalnya penggusuran tanah
hak milik dengan ganti rugi yang tidak memadai dari pihak tertentu.
B.
PERMASALAHAN SOSIAL- EKONOMI KELUARGA
Sebagian besar permasalahan social –ekonomi keluarga
berhubungan dengan tidak memadainya sumber-sumber penghidupan seperti pekerjaan
yang tidak layak dan tidak tetap atau bahkan tidak memiliki pekerjaan , penghasilan
yang rendah, tidak memiliki asset yang memadai (tanah , rumah dan lainnya)
ketidak mampuan mengelola ekonomi rumah tangga, perilaku konsumtif dan lainnya.
Berdasarkan hal tersebut , maka permasalahan social ekonomi keluarga meliputi:
1.
Tidak memiliki pekerjaan dan
penghasilan yang memadai dari layak, sehingga daya beli rendah.
2.
Tidak memiliki asset yang
memiliki nilai ekonomi seperti tanah, rumah dan lainnya
3.
Ketidakmampuan dalam mengelola
ekonomi rumah tangga, pengeluaran lebih besar dari pada pemasukan (besar pasak
dari pada tiang)
4.
Perilaku konsumtif, yaitu senang
berbelanja secara berlebihan sehingga menghabiskan sebagian besar keuangan
rumah tangga, bahkan berbelanja secara kredit, menggunakan kartu kredit secara
berlebihan dan tanpa perhitungan.
5.
Terbatasnya akses terhadap
sumber-sumber ekonomi dan pelayanan-pelayanan social.
6.
Tidak memiliki keterampilan atau
keahlian/kejuruan kerja
7.
Minimnya kepemilikan pribadi
seperti alat rumah tanggan , sandang, papan, dan sumber daya lainnya.
C.PERMASALAHAN
KONFLIK KELUARGA
Konflik adalah suatu keadaan pertentangan antara berbagai hal
yang biasanya berkenaan dengan ide-ide atau minat-minat. Konflik dalam keluarga
atau rumah tangga tidak dapat terelakan bagi setiap kelompok keluarga. Ini
karena keluarga terdiri dari individu-individu yang unik, di mana masing-masing
anggotanya memiliki pandangan dan ide yang berbeda-beda. Pada satu sisi,
konflik bersifat positif dan diinginkan. Konflik sebenarnya dapat mencerminkan
keterbukaan dalam berbagi ide dan dapat menjadi mekanisme untuk meningkatkan
komunikasi, hubungan yang lebih erat dan menanggulangi ketidakpuasan . Akan
tetapi dalam hal lainnya konflik bersifat negative, tidak diinginkan dan
menimbulkan permasalahan dalam keluarga.
Konflik dan masalah dalam keluarga diklasifikasikan dalam
empat katagori utama, yaitu:
1.
Kesulitan dalam kehidupan
perkawinan.
Kesulitan dalam berkomunikasi merupakan penyebab utama konflik
dalam hubungan perkawinan. Sumber utama konflik lainnya adalah kesalahpahaman
tentang apa yang seharusnya dilakukan terhadap anak, masalah-masalah seksual.
Konflik tentang alokasi waktu dan biaya hidup, serta perselingkuhan..
2.
Kesulitan dalam hubungan orang
tua –anak.
Masalah yang sering muncul dalam hal hubungan orang tua dan
anak adalah masalah bagaimana berkomunikasi termasuk di dalamnya kesulitan
orang tua dalam mengawasi anak-anaknya, terutama anak yang sedang menginjak
remaja. Perbedaan interprestasi terhadap pesan-pesan yang dikomunikasikan
sering menimbulkan perbedaan persepsi, karena perbedaan pemaknaan terhadap
simbul-simbul yang digunakan oleh orangtua dan anak. Perbedaan persepsi ini
sering mengakibatkan timbulnya konflik diantara orang tua dengan anak.
3.
Masalah pribadi individu anggota
keluarga
Seringkali keluarga datang kepada orang lain untuk meminta bantuan
dan mengidentifikasi seorang anggota keluarga yang menjadi penyebab masalah.
Prinsip dasar fungsi bantuan keluarga adalah bahwa anggota keluarga secara
keseluruhan memilki masalah yang dialami keluarga. Seringkali seorang anggota
keluarga menjadi kambing hitam bagi kesalahan fungsi system keluarga secara
keseluruhan. Kambing hitam merupakan seorang yang dipersalahkan untuk beberapa
masalah yang terjadi dalam keluarga. Harus ditemukan masalah sebagai masalah
kelompok dibandingkan dengan menyalahkan salah satu individu dan menciptakan hubungan antar invidu menjadi
lebih baik.
4.
Tekanan dari lingkungan luar
Masalah keluarga muncul biasanya disebabkan oleh factor di
luar keluarga, misalnya masalah pendapatan yang tidak memadai, pengangguran,
rumah tidak layak huni, akses transportasi yang sulit, tempat rekreasi yang
tidak memadai dan kesengajaan akan kesempatan kerja. Masalah potensial lainnya
yang mungkin dialami adalah kesehatan yang buruk, sekolah yang tidak memadai
dan memiliki lingkungan ketetanggaan yang membahayakan.
5.
Masalah individu lainnya.
Secara ringkas permasalahan keluarga yang sering dialami baik
oleh individu anggota keluarga maupun keluarga antara lain
a.
Perceraian
b.
Penyalahgunaan alcohol dan orbat
terlarang
c.
Kehamilan yang tidak dikendaki
d.
Kemiskinan
e.
Penyakit kronis
f.
Kematian
g.
Masalah emosional yang dialami
anggota keluarga
h.
Masalah-masalah perilaku yang
dialami anggota keluarga
i.
Penelantaran anak
j.
Kekerasan terhadap anak
k.
Kekerasan terhadap pasangan
l.
Penelantaran orang tua
m.
Penggangguran pencari nafkah
n.
Kesulitan mengelola keuangan
o.
Luka akibat kecelakaan
p.
Ketidakmampuan kognitif anak
q.
Keterlibatan anak dalam kenakalan
dan tindak kejahatan
r.
Anak remaja yang lari dari rumah
s.
Disfungsi seksual anggota
keluarga
t.
Kemandulan
u.
Perselingkuhan
v.
Banyak utang
D.
PERMASALAHAN FUNGSI KELUARGA
Zastrow (2000) mengenalpastikan fungsi-fungsi penting keluarga
pada masyarakat industry modern saat kini untuk membantu memelihara kontinuitas
dan stabilitas masyarakat . Fungsi-fungsi keluarga tersebut adalah:
1.
Pergantian jumlah penduduk (replacement
of population) Setiap masyarakat memiliki cara untuk pergantian
anggota-anggotanya. Semua masyarakat menganggap keluarga sebagai unit untuk
memproduksi anak-anak. Masyarakat memberikan hak dan kewajiban kepada
pasangan-pasangan untuk melakukan reproduksi dalam unit keluarga. Hak dan
tanggungjawab ini sangat membantu dalam mempertahankan stabilitas masyarakat.
Masalah sering muncul ketika keluarga tidak dapat melakukan reproduksi anak.
Keluarga menjadi tidak bahagia, menjadi alas an untuk poligami dan terancam
perceraian.
2.
Pengasuhan dan perawatan terhadap
anak (care of the young). Anak-anak memerlukan perawatan dan perlindungan
paling tidak sampe masa pubertas. Keluarga merupakan institusi primer yang
memilki fungsi membesarkan anak. Masyarakat modern mengembangkan institusi
pendukung untuk membantu dalam merawat anak-anak, misalnya pelayanan medis, day
care, program pelatihan bagi orang tua. Permasalahan timbul ketika orang tua
tidak mampu atau tidak melakukan perawatan dan pengasuhan terhadap anaknya,
yang mengakibatkan munculnya masalah social yang lainnya seperti anak nakal,
anak tidak disiplin, perilaku anak tidak dapat dikendalikan, anak terlantar,
perkembangan psikososial anak terhambat dan lainnya.
3.
Sosialisasi anggota keluarga baru
(socialization of new members) Anak-anak harus disosialisasikan pada budaya
luar agar menjadi anggota masyarakat yang produktif. Anak-anak diharapkan
memiliki suatu bahasa, mempelajari nilai-nilai social dan hal-hal yang tabu
(mores), berpakaian dan bertingkahlaku sesuai dengan norma-norma masyarakat.
Keluarga memainkan peranan yang besar dalam proses sosialisasi ini. Pada
masyarakat modern terdapat sejumlah kelompok lain dan sumberdaya lain yang
terlibat dalam proses sosialisasi ini. Sekolah, media massa, kelompok teman
sebaya, polisi dan buku-buku yang mempunyai pengaruh yang penting dalam
sosialisasi. Meskipun pengaruhnya kadang berbeda dan bertentangan dengan
nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut. Jika fungsi ini tidak dilakukan maka
akan muncul permasalahan perilaku anak yang tidak etis, tidak berbudaya atau
tidak beradab.
4.
Pengaturan perilaku seksual
(regulation of seksual) Kegagalan dalam mengatur perilaku seksual akan
menimbulkan pertentangan diantara individu-individu yang disebabkan oleh rasa
cemburu dan eksploitasi. Perilaku seksual yang tidak diatur dapat mengakibatkan
lahirnya sejumlah anak-anak diluar nikah. Mereka adalah anak-anak yang tidak
memilki ayah yang bertanggungjawab untuk membesarkannya. Setiap masyarakat
memilki aturan-aturan yang mengatur prilaku seksual dalam unit-unit keluarga.
Setiap masyarakat tidak menyetujui seks di luar nikah (extramarital sex)
5.
Saling memberikan kasih sayang
(exchange of affection) manusia membutuhkan kasih sayang, dukungan emosional,
dan pengakuan positif dari orang lain. Tanpa kasih sayang dan pengakuan
tersebut maka pertumbuhan emosional, intelektual, fisik dan social seseorang
akan terhambat. Keluarga merupakan sumber penting untuk mendapatkan kasih sayang
dan pengakuan. Misalnya sebagai anggota keluarga secara umum satu sama lain saling
menghargai. Kepuasan emosional dan social diperoleh dari hubungan di dalam
keluarga.
E.
PERMASALAHAN KHUSUS KELUARGA
Pada hakekatnya terdapat dua focus masalah dalam keluarga
yaitu masalah hubungan perkawinan (marital relationship) dan masalah pengasuhan
anak (parenting), sebagai mana uraian berikut ini:
1.
Permasalahan yang berkaitan
dengan hubungan perkawinan (marital relationship) diantaranya perceraian dengan
berbagai sebab. Sebagian besar masalah perceraian disebabkan oleh ketidak bahagian
pasangan baik sepihak atau dua-duanya. Penyebab ketidakbahagian perkawinan
dapat disebabkan oleh berbagai factor seperti salah satu pasangan kurang
memberikan perhatian, pasangan tidak memiliki waktu untuk kegiatan atau acara
keluarga, tidak memiliki anak, penghasilan tidak menentu, konflik yang
disebabkan oleh adanya pengaruh dari pihak ketiga (orang tua, mertua, saudara,
teman, wanita/pria idaman lain, perselingkuhan, poligami, komunikasi yang
kontra produktif, karakter pasangan yang tidak mendukung (posesif, pencemburu)
tindak kekerasan dari salah satu pasangan dan disfungsi seksual.
2.
Permasalahan yang berkaitan
dengan keterampilan mengasuh anak (parenting) Dewasa ini permasalahannya bukan
bagaimana mengasuh anak akan tetapi apakah orang tua melakukan pengasuhan
terhadap anak atau tidak. Sebagian besar orang tua dewasa ini tidak melakukan
pengasuhan anak karena berbagai sebab seperti tidak tahu cara mengasuh, tidak
memiliki keterampilan mengasuh dan tidak punya waktu untuk mengasuh. Akibatnya
menimbulkan berbagai permasalahan seperti anak tidak disiplin, anak nakal, anak
tidak tahu etika, perilaku anak sulit dikendalikan, terhambatnya
perkembangan intelektual anak,
perkembangan karakter anak kearah negative, perkembangan psikososial anak
menjadi terhambat.
No comments:
Post a Comment