Jika kita berbicara tentang pembangunan
kita banyak sekali berbicara tentang
pembangunan prasarana dan pembangunan ekonomi
kita kurang membahas tentang pembangunan
sosial dan budaya
Jika kita berbicara
tentang keberlanjutan atau
sustainability
kita banyak
berbicara tentang environmental sustainability dan economic sustainability
kita jarang
sekali membicarakan social and cultural sustainability
Jika kita berbicara tentang keserasian atau harmony
kita banyak
berbicara tentang harmoni dalam
lingkungan dan kehidupan ekonomi
kita tidak banyak
membahas keserasian sosial dan budaya
Jika kita bicara
tentang kota idaman atau rencana perkembangan
kita segera
bicara tentang permukiman, pertokoan, industri, jaringan jalan
kita segera
bicara tentang pertumbuhan ekonomi, investasi, produksi, dan pendapatan
kita jarang
(tidak pernah) bicara tentang dinamika kehidupan sosial-budaya.
Kota bukan hanya
tempat tidur dan tempat mencari nafkah
kota adalah ruang
kehidupan tempat manusia dan keluarga membina kehidupannya
membangun masa
depan yang lebih berkualitas
yang juga
mencakup perbaikan sosial serta dinamika dan kegairahan kehidupan budaya
Para perencana
banyak mengolah angka-angka statistik serta perhitungan kebutuhan permukiman,
air, listrik, transportasi, kawasan industri, perdagangan dsb
dibahas upaya
menarik investasi, meningkatkan produktivitas, mengatur perpajakan dsb
tetapi jarang
dibahas harapan pengembangan sosial budaya warga kotanya
Semua sependapat
bahwa merancang dan mendorong perkembangan sosial budaya tidak sama dengan
membangun rumah dan jalan-jembatan
dan jauh lebih
kompleks daripada membangun industri dan perdagangan
tidak berarti
karena kompleks dan sulit, pembangunan sosial-budaya tidak perlu digarap
Jika ingin
membangun manusia seutuhnya, pembangunan itu harus utuh dan bulat,
yang mencakup
pembangunan fisik, ekonomi, dan sosial budaya
semua pembangunan
juga harus menghasilkan kualitas,
kualitas keluaran
maupun kualitas dampak dan manfaatnya bagi masyarakat luas.
Diperlukan
integrasi dan sinergi antara pembangunan fisik, ekonomi, dan sosial-budaya
kegiatan
masing-masing sektor juga harus memperhatikan sebab-akibat antara ketiganya
memperhatikan
potensi ketiganya, kebutuhan ketiganya, dan dampak ketiganya
dinding pembatas
birokrasi antar sektor perlu dibuka berangsur-angsur.
Jika kita akan
memasuki Gelombang ke-empat yang berbasis pada kekuatan budaya
apakah itu
terbatas pada pengembangan industri kreatif untuk manfaat ekonomi?
bagaimana dengan
tataruang dan perkembangan kota?
apa yang harus
disiapkan dalam penataan ruang dan perkembangan kota ?
Kota harus mampu
mendorong kehidupan sosial-budaya yang dinamis dan kreatif
kota harus
memperhatikan kebutuhan ruang dan sarana sosial-budaya
kota harus mampu
membina dan memanfaatkan potensi sosial-budaya
kota harus mampu
mengisi ruang-ruang dengan kehdupan sosial-budaya yang semarak
Bagaimana kita
mengembangkan ini?
mari kita garap
bersama, dengan menanggalkan kotak-kotak pembatas
dengan semangat baru
keluar dari siklus rutin ”doing business as
usual”
suhadi.hadiwinoto.org


di jalan di
lingkungan permukiman


di pasar di
candi


di gedung kesenian
di halaman mall


di sekolah dasar


di taman-taman
No comments:
Post a Comment