Search This Blog

Search This Blog

Thursday, January 8, 2015

EVALUASI PEKERJA SOSIAL TERHADAP PENAMPILAN KERJANYA DALAM PROSES PENANGANAN KASUS ANAK HOTEL MERLYN 16 S/D 18 APRIL 2013


A.      ASSESMEN
1.       Keberhasilan yang dirasakan
a.          Proses
Ø  Melalui asesmen pekerja sosial bisa mengidentifikasi masalah yang sebenarnya dan bisa menentukan kebutuhan anak sesuai dengan permasalahan.
Ø  Melalui informasi yang akurat dan komprehensif bisa disusun rencana intervensi yang akurat pula

b.         Teknik yang digunakan

Ø  Pendekatan Ke Dinas  Sosial
Pendekatan melalui Dinas Sosial dirasa berhasil sebagai pendekatan dalam melakukan asesmen karena   infromasi yang diberikan Dinsos dirasa akurat sehingga tidak sullit dalam menentukan   target sasaran. Dinas Sosial juga memberikan informasi tentang anak dan lembaga

Ø  Menggunakan questioner yang terstandar
 Asesemen menggunakan questioner yang sediakan Oleh Dinas Sosial yang diadop dari questioner yang dikembangkan oleh Save The Children. Questioner tersebut telah tersandar. Teknik ini dianggap berhasil karena terarah, tidak meluas ke mana-mana dan memudahkan bagi peksos untuk mendeskripsikan masalah anak dan keluarga.

Ø  Pemanfaatn Tenaga Kesejahteraan Sosial Anak (TKSA)
Peksos merasa terkendala dalam bahasa lokal, ternyata TKSA cukup membantu dalam menterjemahkan bahasa lokal ke bahasa Indonesia, sehingga memudahkan dalam melakukan asesmen.

Ø  Pendekatan pada anak
Pendekatan individual pada anak bertujuan untuk menjalin hubungan antara pekerja sosial dengan anak, untuk membangun kepercayaan, mengambil hati anak,   sehingga mudah untuk mendapatkan informasi. 

Ø  Home visit
Kunjungan rumah secara intensif untuk melakukan wawancara pada anak dan keluarganya.Teknik ini ini dirasa berhasil karena bisa menjalin kedekatan antara anak dengan keluarga dan peksos.

Ø  Observasi
Teknik ini memberikan informasi untuk memperkuat data yang sudah diperoleh melalui wawancara dan diskusi.

Ø  FGD
 FGD dilakkan untuk memperoleh perspektif  masalah dari berbagai pihak. FGD dilakuakn antar anak dan antar staf lembaga. Antar anak dilakukan untuk memperoleh prpsektif permaslahan dari  anak dan antar staf lembaga diperoleh gambaran masalah dari perspektig staf lembaga. 


2.       Kegagalan yang dialami
a.       Tidak mendapat ijin asesmen lanjutan dari pihak keluarga
Peksos sudah  asesmen sudah merasa berhasil mendapatkan informasi, tetapi ternyata keluarga tidak memperkenankan untuk mendampingi anaknya.
b.      Guru tidak memperkenalkan bertemu anak
Sudah berhasil mendapatkan infmarasi dari guru, tetapi ternyata guru tidak mmeperkanakan peksos bertemu anak.
c.       Orang tua tidak mau berubah

 Sudah berhasil di ases, sudah ditemukan masalahnya, tetapi ternyata tidak berhasil ditangani karena anak masih bersama orang tuanya dan orang tuanya tidak mau berubah.
d.      Tidak mau berubah
Informasi dari ayah dan ibu berbeda, datang berkali-kali berbeda, perlu waktu untuk mendapatkan informasi yang akurat.
e.      Pengalaman peksos yang terbatas


Hubungan dengan kepala panti, pendekatan secara personal dirasa berhasil, tetapi setelah berkaitan dengan rencana penagnanan gagal, karena dia termasuk orang one man show.
Kegagalan  karena peksos tidak bisa meyakinkan pinpinan terkait dengan pengalaman yang masih terbatas.  

f.  Pengetahaun peksos tentang kecatatan masih terbatas, sehingga salah dalam melakukan analisis dan tidak tepat dalam  melakukkan reveral. 

g.    FGD antar anak dan FGD antar staf lembaga tidak bisa meyakinkan kepala panti, sehingga dilakkukan asesmen lanjutan ke klg dan pihak sekolah.


3.       Capaian yang diperoleh
a.          Memperoleh informasi yang akurat tentang lebutuhan dan masalah, kekuatan, kelemahan, dan tanggapan dari pihak lain sebagai dasar dalam menyusun rencana intervensi.


b.         Berdasarkan asesemn yang akurat bisa mengetahui tindakan yang akan dilaksanakan.
Bisa mendekatkan hubungan pribadi dengan anak dan keluarganya, sehingga hubungan menjadi dekat dan terbuka. menambah pengalaman dan pengetahuan tentang masalah dan tenik yang tepat dalam asesemen.

c.          Memunculkan rasa empati dan simpati pada klien, dan bisa menimbulkan keberpihakan. 

d.         Bisa mengetahui keluh kesah anak dan  keinginan anak.


B.      INTERVENSI
1.                   Keberhasilan yang dirasakan

a.       Menggunakan system peer support : orang tua dikumpulkan dalam FGD untuk sharing pengalaman dalam mengatasi permasalahan disbilitas yang sama.

b.      Menggunakan disbilitas sebagai nara sumber dalam memberikan pepunatan kepada orang tua.

c.       Menyediakan diri peksos sebagai tempat curhat sehingga anak bisa mengungkapkan perasaanya.

d.      Mengoptimalkan potensi klien, melibatkan lomba, dan  mendapakan juara. Merubah mind set orang tua tentang pemanfaatn potensi anak, tidak untuk mengemis, meliankan untuk dikembangkan secara positif kea rah prestasi.

e.      Family teraphy ; Memberi pemahaman pada orang tua tentanng hak anak, dan orang tua berhasil menarik anak dari jalanan.

f.        Melakukan pendampingan terhadap selama selama 24 jam.


2.                   Kegagalan yang dialami


a.       Kelamahan peksos karena pennga;aman dan pengatahuan yang terbatas.
b.      Tingkat kepercayaan klien pada peksos yang meragukan intervensi yang dilakukan, karena peksos belum berkeluarga.

c.       Pencairan dana yang maunya labih antara pendapatan dari mengemis dengan bantuan dari PKSA.


d.      Belum berhasil mempengaruhi kepala panti dalam memperlakukan anak tidak dengan keras, terdapat 4 orang anak yang diusir dari panti karena ketahuan pacaran.

3.                   Capaian yang diperoleh
a.       Mengubah perilaku anak dari sering bolos menjadi rajin sekolah
b.      Mengubah perilaku orang tua dari yang tadinya tidak mau menyekolahkan di SLB, sekarang mnejadi bersedia
c.       Telah mengembangkan pola hidup bersih pada anak misalnya kebiasaan menggosok gigi, toilet training, membersihkan ruang kamar dan lingkungannya.
d.      Telah membangun kesadaran orang tua dalam memperlakukan anak disabilitas secara tepat, maupun anak dengan HIV/AID
e.      Telah berhasil mengurangi aktivitas anak jalanan dari 5 ke 3 jam.
f.        Telah berhasil mereunifikasi anak dengan keluarganya



C.      PENGEMBANGAN JARINGAN
1.                   Keberhasilan yang dirasakan
a.       Melakukan loby-loby dengan perusahaan dan pemerintah pemerintah kota termasuk Dians Sosial Kota dan kabupaten dan LSM lokal dan internasional.
b.      Melakukan audiensi kepada beberapa pihak seperti Dinas Kesehatan, Komnas Ham, Disdukcapil, dan P{engadilan, dan pihak keluarhan untuk memperileh dukungan.
c.       Melakukan rujuka sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan akan pelayanan anak.
d.      Melakukan kerja sama dengnan peksos medis di rumah sakit Sarjito.
e.      Sosiliasasi program PKSA di RRI, dalam sebulan memiliki jam siar 2 kali 1 jam.
f.        Memanfaatkan jasa psikolog dalam melakukan tes IQ anak
g.       Bekerja sama dengan Perguruan Tinggi
h.      Bekerja sama dengan Yakum untuk mendapatkan alat bantuan kecatatan, pengobatan, dan terapi gratis dengan datang ke rumah klien.

2.                   Kegagalan yang dialami
a.       Di tolak Dukcapil karena pemberjasan yang tidak lengkap
b.      Dukcapil menghilangkan berkas yang sudah lengkap dan akan diproses
c.       Adanya arogansi instansi antara Dinas Pendidikan dengan Dinas Sosial, sehingga tidak bisa disinergiskan.
d.      Kurangnya media sosiliasasi tentang PKSA, sehingga ketika akan mengembangkan jaringan banyak pihak yang tidak mempercayai pekerja sosial.


3.                   Capaian yang diperoleh
a.       Kota banda Aceh telah mengadopsi PKSA melalui bantuan APBD dengan jumlah bantuan sebesar Rp.2.500.000,- perorang melalui rekening anak.
b.      CSR dari BTN
c.       Alat bantuan dari handy cap International dan Dinas Sosial provinsi
d.      MoU antara yayasan Panti Darusaadah dengan GIC dalam mendatangkan Guru untuk Vrivat Bahasa Inggris dan Matematika.
e.      Melibatkan seluruh LKSA yang member perhatian terjadap isu anak dalam memperingati hari anak, hari Disabilitas International, dalam kegiatan-kegiatan di kampus terkait dengan pengembangan kreativitas anak.
f.        Sedang dalam proses pengembangan RBM (Penanganan Disabilitas Berbasis masyarakat)
g.       Pengumpulan data base penyandang disabilitas seluruh Aceh dalam rangka audiensi denngan gubernur terkait dengan perencanaan Aceh ramah disabilitas.
h.      Akte kelahiran gratis di Pengadilan Negeri Kediri Jawa Timur terhadap 3 orang anak dampingan PKSA.
i.         Memperoleh perlakuan khusus dari Dukcapil terkait dengan proses pembuatan akte kelahiran bagi dampingan PKSA di Kota Bengkulu.  

Jakarta, 17 April 2013
Technical Assistant


Tuti kartika, Ph. D

No comments:

Post a Comment