Search This Blog

Search This Blog

Thursday, January 8, 2015

DEFINISI KEMISKINAN


1. Parsudi Suparlan (1984)
            Suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan sosial, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin.
2.  Bambang Sudibyo (1995)
Kondisi deprivasi (kekurangan) terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar yang berupa sandang, pangan, papan, dan pendidikan dasar.
3. Sar A. Levitan (1980)
Kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup yang layak.
4. Emil Salim (1980)
Kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok
5. Ajit Ghose & Keith Griffin (1980)
Kelaparan, kekurangan gizi, ditambah pakaian dan perumahan yang tidak memadai, tingkat pendidikan yang rendah, tidak atau sedikit sekali kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang elementer, dan lain-lain.
6. Bandley R. Schiller (1979)
Ketidaksanggupan untuk mendapatkan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial yang terbatas.
7. John Friedmann (1979)
Ketidaksamaan kesempatan utk mengakumu-lasikan basis kekuasaan sosial. Basis kekuasaan sosial meliputi (tdk terbatas pada) : modal yg produktif atau asset (misalnya : tanah, perumahan, peralatan, kesehatan, dll; sumber-sumber keuangan (income dan kredit yg memadai); organisasi sosial dan politik yang dapat digunakan utk mencapai kepentingan bersama (partai politik, sindikat, koperasi, dll); network atau jaringan sosial utk memperoleh pekerjaan, barang, dll; pengetahuan dan keterampilan yang memadai; dan informasi yang berguna untuk memajukan kehidupan
8. Wolf Scott (1979)
Pertama, kemiskinan pada umumnya didefinisikan dari segi pendapatan dalam bentuk uang ditambah dg keuntungan-keuntungan non-material yg diterima oleh seseorang. Secara luas kemiskinan didefinisikan meliputi kekurangan atau tdk memiliki pendidikan, keadan kesehatan yang buruk, kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Kedua, kadang-kadang kemiskinan didefinisikan dari segi kurang atau tdk memiliki aset-aset seperti tanah, rumah, peralatan, uang, emas, kredit, dll.
Ketiga, kemiskinan non-material meliputi berbagai macam kebebasan, hak utk memperoleh pekerjaan yg layak, hak atas rumah tangga, dan kehidupan yg layak. 
9. Andre Bayo Ala (1981)
Kemiskinan itu bersifat multi dimensional. Artinya kebutuhan manusia itu bermacam-macam maka kemiskinan pun memiliki banyak aspek antara lain : 
a.                   Aspek Primer berupa : Miskin aset, Organisasi sosial politik, Pengetahuan dan Keterampilan.
b.                  Aspek Sekunder berupa : Jaringan sosial, Sumber Keuangan dan Informasi.
Penyebab Kemiskinan : Karena ciri dan keadaan masyarakat dalam suatu daerah sangat beragam, (berbeda) ditambah dengan kemajuan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang masih rendah, Kebijakan dalam negeri seringkali dipengaruhi oleh kebijakan luar negeri atau internasional antara lain dari segi pendanaan.
10. Menurut Bank Dunia
Bahwa aspek kemiskinan yaitu pendapatan yang rendah, kekurangan gizi atau keadaan kesehatan yang buruk serta pendidikan yang rendah.
B. PARIABEL KELUARGA MISKIN (BLT/SLT, 2006)
1.      Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang 10 m
2.      Lantai bangunan tempat tinggal dari tanah/bambu/kayu
3.      Dinding bangunan dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah
4.      Buang air besar di tempat umum
5.      Sumber penerangan bukan listrik
6.      Sumber air minum tak terlindungi/sungai/air hujan
7.      Jenis bahan bakar memasak dari kayu/arang
8.      Tidak pernah membeli daging/ayam/susu dalam satu minggu
9.      Makan anggota rumahtangga satu kali dalam sehari
10.  Tidak pernah membeli pakaian baru dalam satu tahun
11.  Tidak pernah berobat ke puskesmas/poliklinik/jika sakit
12.  Tidak memiliki pekerjaan utama
13.  Pendidikan tertinggi kepala keluarga SD/MI ke bawah
14.  Tidak memiliki barang senilai Rp 500.000,-
15.  Tidak pernah menerima kredit usaha (UKM/KUKM) setahun lalu.
·         Ukuran Kemiskinan
Ada dua macam ukuran kemiskinan yang umum dan dikenal antara lain :
a.       Kemiskinan Absolut
Konsep kemiskinan pada umumnya selalu dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan, kebutuhan tersebut hanya terbatas pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar (basic need).  Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu : Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar, Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
b.      Kemiskinan Relatif Menurut Kincaid ( 1975 ) semakin besar ketimpang antara tingkat hidup orang kaya dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin.
Sehingga Bank Dunia (world bank) membagi aspek tersebut dalam tiga bagian antara lain : Jika 40 % jumlah penduduk berpendapat rendah menerima kurang dari 12 % pendapatan nasionalnya maka pembagian pembangunan sangat timpang. 2. Apabila 40 % lapisan penduduk berpendapatan rendah menikmati antara 12 – 17 % pendapatan nasional dianggap sedang.  3. Jika 40 % dari penduduk berpendapatan menengah menikmati lebih dari 17 % pendapatan nasional maka dianggap rendah.
KEMISKINAN BERWAJAH MAJEMUK
memiliki berbagai dimensi :
1.      Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang, papan)
2.      Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, transportasi)
3.      Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga)
4.      Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal.
5.      Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan keterbatasan sumber alam
6.      Tidak dilibatkan dalam kegiatan sosial masyarakat
7.      Tidak adanya akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan
8.      Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental
9.      Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar, wanita korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil).
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN
1. Tidak tersedia kesempatan kerja (Menganggur, tdk memperoleh penghasilan)
2. Upah gaji dibawah standar minimum
3. Produktivitas kerja yang rendah
4. Ketiadaan aset
5. Diskriminasi seks dalam upah kerja
6. Tekanan harga (harga ditetapkan oleh pembeli)
7. Penjualan tanah (untuk kepentingan konsumtif)
(Dawam Rahardja, 1995:146-147)
Penyebab Kemiskinan :
1.                  Penyebab individual atau fatologis melihat kemiskinan sebagai akibat dari prilaku, pikiran, pilihan atau kemampuan dari individu yang miskin
2.                  Penyebab keluarga, menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga, dan perencanaan keluarga sejahtera
3.                  Penyebab sub-budaya (subcultural) menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan, seperti keyakinan, norma,adat dan agama
4.                  Penyebab agensi, melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi
5.                  Penyebab structural, memberikan alas an bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Teologi penanggulangan kemiskinan,  bachtiar chamsyah, penerbit : rakyat merdeka-books, Jakarta 2006
 Empat Faktor Penyebab Kemiskinan
            Banyak faktor yang melatarbelakangi seseorang menjadi miskin, sehingga bisa dikatakan sebagai penyebab multidimensi. "Ada empat level penyebab mengapa orang menjadi miskin
a.       orang menjadi miskin disebabkan karena nilai-nilai baik yang dimiliki oleh seseorang atau manusia sejati belum mampu diterapkan didalam kehidupan. Jika dilakukan kajian yang mendalam dengan metode pohon masalah, maka semua faktor-faktor penyebab kemiskinan yang bersifat materi akan bermuara diterapkannya atau tidak nilai-nilai baik yang ada pada diri seorang manusia. "Masyarakat menjadi miskin karena tidak memilki keterampilan dan kebijakan yang belum adil dan berpihak kepada kaum lemah.
b.      institusi atau lembaga pengambil keputusan yang belum mampu menerapkan nilai-nilai universal seperti adil, berwawasan kemiskinan, pro kemiskinan dan sebagainya. "Pertanyaan selanjutnya adalah siapa yang mengambil keputusan?" tanya Hendra. Hal ini menyangkut kepada orang sebagai pengambil keputusan dalam suatu lembaga. Sikap mental para pelaku pembangunan yang negatif akan menyebabkan kerusakan termasuk kemiskinan. Dan sebaliknya sikap mental para pelaku pembangunan yang positif akan mempengaruhi seseorang menjadi sejahtera atau terlepas dari belenggu kemiskinan.
c.       faktor kebijakan yang mempengaruhi kondisi kemiskinan seseorang. Artinya kemiskinan yang terjadi pada level keempat hanyalah dampak dari keputusan, baik itu keputusan individu. "Misalnya boros menyebabkan seseorang menjadi miskin, ataupun keputusan sebuah lembaga alias kebijakan," lanjut Hendra. Kebijakan menjadi faktor yang penting karena merupakan keputusan yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Kebijakan yang mewajibkan siswa memakai buku tertentu yang dijual di sekolah, menyebabkan biaya pendidikan menjadi mahal dan tidak terjangkau oleh kelompok masyarakat tertentu.
d.      disebabkan karena dimensi sosial, budaya, politik, ekonomi dan lingkungan yang kesemuanya berkaitan dan seperti lingkaran setan Paradigma seperti ini memengaruhi tindakan seseorang dalam melakukan intervensi, untuk memecahkan masalah-masalah kemiskinan yang ada. Maka berkembanglah pemecahan masalah ekonomi, pemecahan masalah sosial, pemecahan masalah lingkungan secara terpisah-pisah satu dengan lainnya.
Faktor – faktor penyebab kemiskinan antara lain :
1. Terbatasnya Kesempatan Kerja dan Berusaha.
Kesempatan kerja, hal ini disebabkan akibat lambatnya pertumbuhan ekonomi, kebijakan yang menyebabkan meningkatnya biaya transaksi, besarnya kenaikan biaya upah juga memberikan andil terhadap buruknya pasar kerja formal, dan terbatasnya prasarana dasar seperti : listrik dan pelabuhan laut.
2. Terbatasnya Akses Terhadap Faktor Produksi
Keterbatasan akses terhadap modal usaha
Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Aset tidak di dapat dengan cepat
b. Tingkat pendidikan dan keterampilan
c. New comer dan daya survive yang kuat
d. Kelemahan dan kepedulian untuk memperkuat institusi/ lembaga.
3. Rendahnya Kepemilikan Aset
Keterbatasan kepemilikan aset ini akan menyebabkan terbatasnya kesempatan bagi masyarakat miskin untuk dapat melakukan kegiatan usaha atau produksi. Menurut hasil suspenas tahun 2002 menunjuikkan bahwa jenis aset yang umumnya dimiliki masyarakat miskin hanya berupa sebidang tanah. Jika dibandingkan antara wilayah pedesaan dan perkotaan, maka rumah tangga di pedesaan meniliki aset sekitar 11,9 % lebih tinggi dari penduduk miskin wilayah perkotaan yang berkisar 3,4%.





No comments:

Post a Comment